Hadits Palsu, Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta

Hadits Palsu, Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta
Kisah Rasulullah Saw dan Pengemis Yahudi Buta itu Hadits Palsu. Kisah yang menunjukkan keluhuran budi pekerti (akhlak) Nabi Muhammad Saw itu tidak diketahui asal-usulnya.

Tidak ada satu kitab hadits pun yang memuatnya, kecuali kitab-kitab tentang hadits palsu.

Secara logika pun, kisah tersebut tidaklah masuk akal. Tidak mungkin para sahabat membiarkan pengemis Yahudi buta itu dibiarkan berkata "Muhammad adalah pembohong, orang gila, dan tukang sihir", sedangkan Madinah saat itu sudah dikuasai umat Islam dan Rasulullah Saw menjadi orang yang paling dihormati dan disegani sebagai utusan Allah, pemimpin kaum Muslim, dan pemimpin Kota Madinah saat itu.

Hal tidak masuk akal lainnya, misalnya, disebutkan Rasulullah menyuapi makanan kepada Yahudi buta itu "langsung dari mulutnya". Apa ini masuk akal?

Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta itu tidak memiliki sanad, perawi, dan sumbernya entah dari mana. Kita bukan hendak mengatakan Rasul tidak mungkin melakukan hal itu, mengingat keagungan akhlak beliau, tapi umat Islam jangan sampai "terbiasa" mengkonsumsi hadits-hadits palsu.

Coba ketik di Google "Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta", banyak sekali blog yang memuat kisah tersebut dan lihat saja, dari sekian banyak website dan blog yang memuat kisah tersebut, tidak satu pun website/blog yang kita jumpai tersebut mencantumkan sumber rujukan kitab, perawi, Hadits Riwayat siapa, dan tampak asal copy paste satu sama lain.

Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin S. Ag. MM., terbitan Republika Penerbit, kisah tersebut juga dicantumkan, namun tidak disebutkan sumbernya sama sekali.

Kita khawatir, jika ikut-ikutan menyebarkan kisah atau hadits palsu tersebut, kita termasuk orang yang diperingatkan Rasulullah Saw dalam hadits-hadits shahih berikut ini:

Dari Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

“Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” “Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.

"Dari ‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena se-sungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83), al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]

عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

"Dari Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Se-sungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendak-lah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [HSR. Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diriwayatkan pula semakna dengan hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari Sa’id bin Zaid.

Bagi Anda yang tahu sumber kisah Rasul dan Yahudi buta tersebut, silakan share. Wasalam. (www.risalahislam.com).*

11 Comments

  1. Mmm...
    Tapi setauku emang itu bukan hadits sih. Inget definisi hadits itu apa. Dan seingetku juga yg ngeshare cerita itu ga bilang kalo itu hadits. Kalo ga salah itu cerita dari para sahabat. CMIIW... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Definisi hadits salah satunya adalah ucapan dan tindakan Rasulullah. Dalam cerita dengan Yahudi tersebut terdapat tindakan Rasulullah, jadi tanpa mengatakan bahwa "ini hadits", tapi penyebar cerita sama saja dengan mengatakan bahwa itu hadits.

      Delete
    2. Sepakat, Bung Aryo, jazakallah........

      Delete
  2. itu bukan hadis..itu adalah cerita.semak dan jgn sampai rosak akidah..ia nya patut djadikan contoh sebagai orang orang yang besabar..google bukannya tempat lengkap mencari info.rasulullah sudah berpesan berpeganglah kepada hadis dan al quran.Bukan berpegang google.jgn sampai terjadi fitnah.bila belum mendalami sesuatu ilmu atau merasainya..Kita hidup zaman berzaman.manusia semakin jahil kerana kurang mengkaji terdahulu dan menyemak hadis dan al quran.dan jgn pula kita melebihi nabi.Umat yang paling istimewa ialah umat muhammad.Bahkan sebelum rasulullah menghembuskan nafas yang terakhir ea menyebut umati umati umati umatku umatku umatku.jgn sampai dtg nya fitnah jgn lah kamu mendustakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih atas komentarnya, Hamba.....

      Delete
    2. Coba anda teliti lebih dalam lagi akhi,sifat bagi seorang nabi itu adalah tabligh,yaitu menyampaikan,namun kenapa nabi yang setiap harinya memberi makan pengemis yahudi buta tidak pernah menyampaikan risalah Islam kepada dia?berarti nabi telah melupakan tugasnya

      Delete
    3. Duh akhi ummati ummati,? Itu juga kalo gasalah hadits nya lemah apa maudhu yah kalo gasalah.. ustadz badrusalam ngejelasin tuh.. ana lupa wallahua'lam

      Delete
  3. Yuk nanya ke kyai di ponpes terdekat aja... Drpada sama2 gak ahlinya pada debat... Hehe.. Sorry..

    ReplyDelete
  4. menerima kenyataan itu bukan hal yg mudah .

    ReplyDelete
  5. az zukruf 40. Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
    kalau ayat surah ini gimana ?

    ReplyDelete
  6. di matannya itu kan berkata abu bakar bertanya pada aisyah ra bukan kah aisyah itu sendiri yg terdekat dgn rosulullah sebagai sanad hadits.....

    ReplyDelete

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post