Longsor Banjarnegara Bukan Sekadar Fenomena Alam

Longsor Banjarnegara Bukan Sekadar Fenomena Alam
MUSIBAH atau bencana Longsor di Banjarnegara Bukan Sekadar Fenomena Alam. Ada indikasi adzab dan berkah. Adzab karena kemaksiatan dan kemusyrikan merajalela di sana. Berkah karena ada satu rumah lolos dari longsor, milik dermawan dan suka dijadiken tempat pengajian.

Salah seorang relawan kemanusiaan dari LSM Emergency and Crisis Response (ECR) yang turut melakukan evakuasi korban di lokasi bencana, Romi, menyingkap kisah di balik musibah besar tersebut.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga sekitar, di desa tersebut begitu merajalela kemaksiatan dan kemusyirkan.

"Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu,” kata Romi kepada Panjimas.com (15/12/2014).

Menurut warga sekitar, lanjut Romi, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu

Kemusyrikan --tahayul & khurafat-- tampak nyata sebagaimana diberitakan media. Warga memperebutkan air dalam ember yang sebelumnya digunakan Presiden Jokowi untuk mencuci tangan dan kaki, serta membersihkan lumpur yang melekat di sepatunya.

Mereka ngalap berkah dengan membasuh muka dari air sisa cuci tangan Jokowi. Padahal, ngalap berkah dari mahluk semacam itu merupakan bentuk Syirik Akbar dalam Islam.

“Buat barokah. Ini kan tadi sudah dipakai Presiden. Siapa tahu nasib berubah,” ujar salah seorang warga, yang tampak kuyup kepala dan badannya.

Warga lainnya, Parno, mengaku ingin meniru Jokowi, dengan turun membasuh kakinya.

"Biar berkah dan banyak rezeki. Tadi saya tidak cuma basuh muka, tapi tangan dan kaki juga,” kata Parno seperti dilansir Viva News, Ahad (14/12/2014).

DI SISI lain, Allah SWT juga menunjukkan kuasa dan kebenaran Islam dengan menyelamatkan sebuah rumah milik dermawan yang sering jadi tempat pengajian.

Seperti dilansir detik.com, sebuah rumah dengan kebun jagung menjadi satu-satunya rumah yang selamat dalam longsor. Rumah itu milik Juan (25) seorang petani jagung dan sayuran yang sering digelar pengajian.

Dua tetangga Juan, Yono dan Rumiyah memastikan soal ini. Juan memang dikenal sebagai orang baik yang memberi bantuan tanpa pamrih.

“Itu punya Juan, dia orangnya baik suka menolong. Suka bantu-bantu,” jelas Rumiyah yang ditemui di pengungsian di Karangkobar, Senin (15/12/2014).

Rumiyah yang rumahnya berada berseberangan dengan rumah Juan mengaku melihat rumah Juan yang utuh sebagai sebuah keajaiban.

“Itu semua keajaiban, itu semua rumah di sekitarnya kena longsor,” jelasnya.

Menurut Yono, Juan dikenal sebagai tetangga yang baik. Rumah dia juga kerap dipakai pengajian. “Biasa di kampung dipakai pengajian, selamatan,” jelasnya.

Juan meninggal dunia dalam peristiwa ini. Dia dan anaknya Daffa (8) saat peristiwa terjadi tengah berada di luar rumah, di tempat orangtuanya. Keduanya tertimbun longsoran. Namun istrinya, Khotimah, selamat dalam insiden itu. 

Khotimah tengah hamil tujuh bulan dan kini ada di pengungsian. Khotimah saat peristiwa terjadi berada di rumah. Ia selamat bersama keponakannya, Wawan (11).

JELAS, Longsor Banjarnegara bukan sekadar fenomena alam akibat perusakan lingkungan. Ada adzab dan berkah di baliknya.

Musibah Longsor Banjarnegara juga menjadi "ladang amal" bagi kaum Muslim untuk membantu sesama, peduli sesama, meringankan beban derita korban yang selamat.

“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu (suka) menolong saudaranya”. (HR Muslim, Turmudziy, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad). 


Semoga para tokoh masyarakat, ulama, kyai, ustadz, kian gencar mengingatkan warga dan umat Islam pada umumnya agar menjauhi syirik, termasuk tahayul, khurafat, bid'ah, dan kemaksiatan. 

Allah SWT sudah berkali-kali menunjukkan kuasanya, "mengorbankan" ratusan jiwa untuk menyelamatkan jutaan jiwa lainnya. 

Semoga kita semua tersadarkan dan semakin dekat dengan Allah SWT, Tuhan Pengatur Semesta Alam. Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post