Dengki dan Serakah: Sifat Buruk yang Ditanamkan Iblis di Hati Manusia

hasad dan serakah
DENGKI (hasad, iri hati) dan serakah merupakan dua sifat buruk yang senantiasa ditanamkan Iblis dalam hati manusia. Karena dengki kepada Adam a.s., iblis diusir dari surga (QS. Al-Kahf [18]:50). 

Karena serakah atas godaan iblis, Adam a.s. pun diusir Allah SWT keluar surga dan diturunkan ke bumi (QS. Al-'A`raf [7] : 22).

Dikisahkan, saat Nabi Nuh a.s. berada di atas kapal (perahu) untuk menyelamatkan diri dan pengikutnya dari adzab banjir besar, satu per satu diperhatikannya para penumpang. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya dan ternyata iblis

"Siapa Anda?" tanya Nuh.
"Aku Iblis," jawab lelaki tua itu.
"Mengapa kau ikut kami?"
"Aku bukan mau ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku."

"Keluarlah dari kapalku, hai musuh Allah!"
"Wahai Nuh, aku menyimpan lima kiat yang dengannya aku bisa mencelakakan umat manusia. Aku akan sebutkan kepadamu tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya."

"Aku tidak berminat mendengar tiga kiat yang kau sebutkan itu, tapi sebutkan dua kiat yang kau sembunyikan dariku."

"Wahai Nuh, aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara. Pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka, dan kedua dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka. Karena dengki maka aku dilaknat Allah dan dijadikan sebagai setan terkutuk. Dan karena serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di surga sehingga ia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari surga."

Dialog antara Nabi Nuh a.s. dan Iblis yang dikutip dari buku Dialog-Dialog Sufi 1 (1993:37) itu menegaskan, dengki dan serakah adalah sifat iblis yang menyebabkannya dilaknat Allah SWT dan menjadi musuh abadi manusia.

Pengertian & Bahaya Hasad

Hasad adalah sikap iblis, ketika ia merasa iri terhadap Adam a.s. yang dimuliakan Allah. Karena hasad, iblis menolak perintah Allah untuk menghormati Adam, sehingga ia dikutuk dan diusir dari surga. 

Nabi Adam pun bernasib sama dengannya --diusir dari surga-- karena iblis berhasil menggodanya bersikap serakah dengan memakan buah yang bukan haknya.

Hasad termasuk perangai buruk (su-ul khuluq) yang dapat merusak hubungan baik antarmanusia. Hasad merupakan sikap batin, keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci, dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sebaliknya, ia merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan. 

Sikap hasad termasuk sikap buruk kaum Yahudi yang dibenci Allah (maghdhub). 

"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya..." (Q.S. 3: 120).

Nabi Saw sangat melarang umat Islam melakukan hasad.

"Hindarilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu menghapus semua amal kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar" (H.R. Abu Daud).

"Janganlah kalian saling benci, jangan bersikap hasad, jangan saling membelakangi, dan jangan bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang besaudara!" (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bahaya sikap hasad ini antara lain:
  • Dapat merusak nilai persaudaraan atau menumbuhkan rasa permusuhan secara diam-diam
  • Dapat mendorong seseorang mencela, menjelek-jelekkan, dan mencari-cari kelemahan atau kesalahan orang yang dihasadinya, menimbulkan prasangka buruk (suudzan), serta berusaha menjatuhkannya.
Orang yang bersikap hasad, kata sebagian orang salaf seperti dikutip Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin, tidak akan memperoleh apa-apa selain celaan dan hinaan, dan di akhirat nanti di hadapan Allah tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali (mendapat) malu dan siksa.

Menurut Imam al-Ghazali, hasad ada dua macam.
  1. Benci pada seseorang yang memperoleh suatu kenikmatan dan mengharap-harapkan agar kenikmatan itu segera lenyap dari orang itu. Hasad macam ini haram hukumnya. 
  2. Tidak menginginkan kenikmatan itu lenyap dari seseorang, tapi ia sendiri ingin agar memperoleh kenikmatan sebagaimana diperoleh seseorang itu. Hasad macam ini namanya ghibtah dan hukumnya "diperkenankan", asal yang dimaksudkan itu menginginkan agar dirinya juga memperoleh kenikmatan yang serupa dan sama sekali tidak menginginkan kenikmatan itu lenyap dari orang yang telah mendapatkannya. Kenikmatan yang dimaksud adalah seperti disabdakan Nabi Saw berikut,

"Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakan untuk kebaikan sampai habisnya harta itu, dan kepada seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah lalu ia menggunakannya serta mengajarkannya pada orang lain" (H.R. Bukhari dan Muslim).

Jika seseorang berharap agar nikmat yang diperoleh orang lain (seperti pangkat, harta, kedudukan) lenyap dari orang itu, dan berpindah menjadi miliknya, maka yang demikian itu, menurut al-Ghazali, sangatlah tercela. Sebab, Allah SWT melarang hal itu. 

"Janganlah kamu mengharap-harapkan sesuatu yang telah dilebihkan Allah pada sebagian darimu atas sebagian yang lain" (Q.S. 4:32).

Serakah dan Bahayanya

Sifat kedua, yang diupayakan untuk ditanamkan oleh iblis ke dalam jiwa manusia yang akan disesatkannya, adalah tamak, loba, atau serakah. 

Serakah adalah sikap tidak puas dengan yang menjadi hak atau miliknya, sehingga berupaya meraih yang bukan haknya.

Setiap orang berpotensi bersikap serakah --potensi yang dimanfaatkan iblis untuk menyesatkan manusia. Nabi Saw bersabda: 

"Jika seseorang sudah memiliki dua lembah emas, pastilah ia akan mencari yang ketiganya sebagai tambahan dari dua lembah yang sudah ada itu" (H.R. Bukhari dan Muslim).

"Jika seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan andaikata ia telah memiliki dua lembah, ia akan berusaha lagi untuk memiliki tiga lembah. Memang tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam kecuali tanah (tempat kubur, yakni mati). Dan Allah akan menerima tobat mereka yang bertobat" (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi).

Sikap serakah dapat mendorong orang mencari harta sebanyak-banyaknya dan jabatan setinggi-tingginya, tanpa menghiraukan cara halal atau haram.

Selain menghilangkan sifat qona'ah dan pola hidup sederhana, keserakahan pun dapat membuat seseorang bersikap kikir, tidak dermawan, dan tidak peduli akan nasib orang lain. 

Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk tidak memiliki sifat/sikap Dengki dan Serakah, dua perangai sangat tercela yang berusaha ditanamkan iblis di dalam hati manusia. Amin...! Wallahu a’lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post