Islam Tidak Mengenal Hari Valentine - Kaum Muslim Takkan Merayakannya

Valentine’s Day (Hari Valentin) 14 Februari adalah perayaan umat non-Muslim, yakni peringatan kematian Pendeta St. Valentine. Muslim yang baik tidak akan ikut merayakannya.
Say No to Valentine's Day!


Say No to Valentine's Day
SEORANG Muslim tidak akan merayakan Hari Valentine (Valentine's Day). Pasalnya, Valentine tidak dikenal dalam Islam dan bukan bagian dari budaya umat Islam.

Menurut Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, Islam tidak mengenal istilah perayaan hari kasih sayang (Valentine).

Terdapat kekeliruan cara pandang pada perayaan Valentine oleh segelintir orang, terutama kalangan pemuda dan pemudi. Karena mereka, lanjut Yunahar, terkadang menginterpretasikan perayaan tersebut sebagai momentum untuk menunjukkan kasih sayang melalui hubungan fisik.

"Ada banyak yang mensurvei setelah perayaan valentine itu pasti ditemukan kondom berserakan, banyak perempuan hamil tanpa kawin. Karena mereka salah menangkap makna kasih sayang itu," ujarnya kepada Republika Senin (8/2).

Karena itu, ia menyarankan agar para anak-anak muda Muslim agar tidak turut serta dan larut dalam perayaan Valentine. Sebab, istilah valentine atau perayaan hari kasih sayang memang tidak ada dalam ajaran Islam.

Hari Valentine Peringatan Non-Muslim

Seperti diulas dalam posting sebelumnya, Hukum Merayakan Valentine, Valentine’s Day (Hari Valentin) 14 Februari adalah perayaan umat non-Muslim, yakni peringatan kematian Pendeta St. Valentine.

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), istilah Valentine yang disadur dari nama “Valentinus”,  merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci dalam Katolik) yang berbeda: seorang pastur di Roma, uskup Interamna, dan seorang martir di Provinsi Romawi Africa (Wikipedia).

Hubungan antara tiga santo tersebut terhadap perayaan V alentine atau “hari kasih sayang” tidak memiliki catatan sejarah yang jelas. Bahkan, Paus Gelasius II tahun 496 M menyatakan, sebenarnya tidak ada hal yang diketahui dari ketiga santo itu.
The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).

Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai peringatan santa Valentinus sebagai upaya mengungguli hari raya Lupercalica (Dewa Kesuburan) yang dirayakan tanggal 15 Februari. 

Beberapa sumber menyebutkan, jenazah santo Hyppolytus yang diidentifikasi sebagai jenazah santo Valentinus diletakkan dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whiterfiar Street Carmelite Church di Dublin Irlandia oleh Paus Gregorius XVI tahun 1836.

Sejak itu, banyak wisatawan yang adalah nama seorang paderi, Pedro St. Valentino.
Literatur lain menyebutkan, tanggal 14 Februari 270 M, St. V alentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi, Raja Claudius II (268 – 270 M). 

Untuk mengagungkan St. Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai “upacara keagamaan”.

Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Jelas,  Islam Tidak Mengenal Hari Valentine - Kaum Muslim Takkan Merayakannya. Say No to Valentine's Day! (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post