Sikap Muslim terhadap Provokasi

sikap muslim terhadap provokasi
UMAT Islam sering menghadapi provokasi atau pancingan supaya marah atau reaktif, misalnya penghinaan terhadap Islam, penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw, bermunculannya blogger dan politisi anti-Islam, dan sejenisnya.

Apa yang harus dilakukan kaum Muslim terhadap provokasi tersebut?

Rasulullah Saw dan para sahabat dulu juga sering mendapatkan provokasi atau pancingan amarah, salah satunya dalam situasi pasca Perang Uhud.

Diriwayatkan, Abu Sofyan (sebelum masuk Islam) dan pasukannya, setelah merasa memenagkan pertempuran Uhud mendatangi kaki bukit tempat pasukan Islam berlindung.

Di dalam sebuah tenda di atas bukit berbatu itu, Rasulullah bersama para sahabat berkumpul. Tiba-tiba terdengar teriakan Abu Sufyan dari kaki bukit: "Apakah Muhammad bin Abdullah masih hidup?"

Para sahabat hendak menjawab dan meminta izin kepada Rasul, tapi Rasul mengisyaratkan untuk tidak menjawab. 

Pertanyaan itu tidak direspon. Para sahabat patuh. Sekali lagi Abu Sufyan berteriak, kali ini menanyakan yang lain, "Apakah Abu Bakar masih hidup?"

Kembali para sahabat meminta ijin untuk menjawab, tapi Rasul mengisyaratkan untuk tidak menjawab. Merasa "di atas angin" karena kedua pertanyaannya tidak dijawab, Abu Sufyan meneruskan provokasinya: "Keagungan bagi Hubbal!" 

Mendengar bentuk provokasi dengan menyebut-nyebut nama "bos para berhala Kafir Quraiys itu", Rasul memerintahkan para sahabat untuk menjawabnya. Maka bangkitlah Umar bin Khattab untuk menyerukan: "Allahu Akbar Walillahil Hamd!"

allahu akbar

Abu Sufyan panas. Ia merasa tuhannya dilecehkan oleh mereka yang baru saja dikalahkannya dalam pertempuran. 

Ia berteriak kembali: "Kejayaan bagi Lata dan Uzza!" Rasulullah kembali memandang hal ini perlu dijawab dan dibalas dengan sepadan, dengan bentuk pernyataan juga. 

Kembali Umar bin Khattab berseru dengan apa yang diperintahkan Rasul: "Allah Pemelihara dan Pelindung kami!"

Abu Sofyan kesal. Ia teruskan provokasinya: "Mereka di antaramu yang mati di sini untuk mereka di antara kami yang berada di Badar!" Abu Sofyan hendak mengatakan, kaum muslimin yang gugur di Uhud adalah sebagai pembalasan atas derita kekalahan dan kematian orang-orang musyrik di pertempuran Badar. Dendam kesumat musyrikin Quraisy telah terbalas di Uhud ini.

Mendengar pernyataan ini, sekali lagi Rasulullah memerintahkan Umar bin Khattab untuk bangkit dan menjawab: "Dari kami yang syahid akan menemui Rabb-Nya di dalam surga, sedang dari kalian yang tewas akan menderita dalam jahannam!"

Demikianlah Sikap Muslim terhadap Provokasi. Umat Islam tidak boleh mudah terprovokasi. Kalaupun bereaksi, memberikan reaksi secara seimbang, tepat sasaran, dan tidak berlebihan. Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post