Hasil Survei Salah, Partai Islam Tetap Berkibar di Pemilu 2014

partai politik islam indonesia
HAMPIR semua lembaga survei menyebutkan partai politik Islam akan tenggelam dalam pemilu legislatif 9 April 2014. Demikian juga para pengamat mengatakan partai Islam tidak akan laku. Faktanya? Hasil Survei Salah, pengamat keliru, nyatanya Partai Islam Tetap Berkibar di Pemilu 2014.

Rupanya, survei yang "bermuatan politis-ideologis" yang berusaha menjatuhkan citra partai Islam itu terbongkar sendiri kedok dan rekayasanya. Lembaga Survei memang telah menjadi "kekuatan kelima" yang berusaha membentuk opini publik untuk menaikkan atau menjatuhkan citra.

Partai Islam adalah sebutan media dan pengamat bagi partai politik yang berideologi Islam dan/atau berbasis massa ormas Islam, yakni PPP, PBB, PKS, PKB, dan PAN. Perolehan suara kelima partai tersebut, kecuali PKS dan PBB, nyatanya naik, terutama PKB. Ini berdasarkan hasil hitung cepat (Quick Count) berbagai lembaga. 

"Parpol Islam Tak Disukai Tak Terbukti," gatra.com. "Partai Politik Berbasis Massa Islam Menjungkirbalikkan Survei," kata kompas.com. "Pileg 2014 'Kemenangan' Partai Islam," lapor detikNews. "Partai Islam 'Jungkir Balik' Hasil Survei," tulis theglobejournal.com, sehingga kini "Partai Islam Ibarat Gadis Cantik Siap Dilamar" (inilah.com).
Sepanjang 2013 hingga saat terakhir menjelang Pemilu Legislatif 2014, beragam survei dan pengamat memperkirakan partai-partai politik berbasis massa Islam tak akan lagi mendapatkan suara signifikan. Namun, beragam hasil hitung cepat, baik quick count maupun exit poll, Rabu (9/4/2014), menjungkalkan semua perkiraan itu.

Dari lima partai politik berbasis massa Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014, hanya Partai Bulan Bintang (PBB) yang perolehan suaranya terpuruk, berdasarkan perhitungan sementara hasil pemilu legislatif. Selebihnya, melejit di atas kisaran 6 persen, termasuk partai-partai yang dihajar pemberitaan negatif seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Lima partai berbasis massa Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014 adalah Partai Kebangkitan Bangsa/PKB (nomor urut 2), PKS (3), Partai Amanat Nasional/PAN (8), PPP (9), dan PBB (14). 
Hitung cepat Kompas per Kamis (10/4/2014) pukul 05.45 WIB dengan 93 persen sampel mendapatkan perolehan suara partai-partai tersebut berkisar antara 6,7 persen hingga 9,13 persen, kecuali untuk PBB yang hanya mendapatkan 1,5 persen suara. Rinciannya, PKB mendapatkan 9,13 persen suara, PKS 6,99 persen, PAN 7,49 persen, dan PPP 6,7 persen.

Bandingkan dengan perkiraan berdasarkan serial survei Kompas yang terakhir dilansir pada 9 Januari 2014. Menurut survei ini, PKB diperkirakan hanya akan mendapatkan kisaran suara antara 4,1 persen hingga 5,1 persen. Adapun PKS bahkan terpantau melorot dari 3,3 persen pada survei pertama pada pertengahan 2013 menjadi 2,3 persen pada survei terakhir.

Survei "meramalkan" PAN hanya mendapatkan dukungan di kisaran 1,7 persen berdasarkan survei pertama hingga 3,2 persen merujuk survei seri terakhir. Sementara perolehan suara PPP digambarkan naik-turun di rentang terendah 3,6 persen pada survei pertama untuk turun menjadi 2,4 persen pada survei terakhir meski sempat naik ke 4,8 persen pada survei kedua.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bahkan pada survei terakhir sebelum pemilu legislatif yang dirilis pada Minggu (2/2/2014) menyebutkan PKS merupakan satu dari empat partai yang tak akan ke Senayan.
Mereka memperkirakan PKS hanya akan mendapatkan suara 2,2 persen. Partai lain berbasis massa Islam yang menurut LSI tidak lolos adalah PBB, dengan perkiraan perolehan suara 0,7 persen.

Beberapa pengamat dalam analisisnya menyebutkan beberapa alasan yang menguatkan dugaan partai politik berbasis massa Islam akan turun perolehan suaranya.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Haryanto, mengatakan, partai Islam tidak mengoptimalkan nilai pembeda di tengah pasar pemilih. "Kedua, partai Islam gagal mengelola harapan publik," ujar dia.

Terbantahkan 

Selain menjungkirbalikkan prediksi sejumlah hasil survei dan pendapat pengamat, hasil quick count juga mematahkan simulasi sejumlah survei tentang fenomena "Jokowi Effect" yang ternyata hanya rekaan sejumlah lembaga survei belaka. 

Bahkan, Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nubowo, menilai, Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 kali ini merupakan pukulan telak bagi PDIP dan Golkar. Momen tahun ini justru menjadi kemenangan partai-partai Islam.

Andar menyebut, survei dari berbagai lembaga sebelumnya menilai partai-partai Islam bakal menuju 'kematian'. Namun, dari perolehan suara berdasarkan hitung cepat hari ini survei, perolehan suara partai Islam justru cenderung stabil, bahkan, mengalami peningkatan.

"Tidak seperti yang diprediksi survei-survei sebelumnya yang tempatkan partai-partai Islam dengan sekitar 2-3 % raihan suara," kata Andar dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (9/4/2014).

Hasil yang diraih beberapa partai Islam, sambung Andar, dikarenakan basis dukungan massa Islam tradisionalis (NU, Muhammadiyah dan kelompok tarbiyah serta ormas Islam) masih cukup solid.

"Partai Islam (PKS, PKB, PAN, dan PPP) kini menjadi partai tengah yang bakal diperebutkan oleh PDIP, PG, dan Gerindra untuk berkoalisi dalam Pilpres," kata Andar.

Andar memaparkan, partai Islam dapat membangun kekuatan dengan berkoalisi semacam Poros Tengah dengan suara 29 persen untuk memunculkan tokoh yang diusung dalam Capres dan Cawapres.

"Apalagi, jika partai nasionalis relijius seperti PG, PD, dan Hanura bergabung, koalisi ini bakal menjadi koalisi kuat dan potensial memenangkan Pilpres," ujarnya.

"Jika tidak tercipta koalisi Poros Tengah, PG, Gerindra, atau PD bisa sama-sama bersaing dengan PDIP dalam mengajak salah satu atau dua partai Islam untuk berkoalisi," imbuh Andar.

Bersatu
Bayangkan, bagaimana jika partai Islam bisa bersatu, kompak, dan tidak mengedepankan kepentingan kelompok, maka hasil pemilu mungkin lebih dahsyat. Inilah persoalan partai Islam hingga kini, yakni bisakah mereka kompak dengan ikatan ukhuwah Islamiyah? Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com, sumber: kompas.com, detik.com, gatra.com, dll).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post