Antara "Tuhan Membusuk" dan "Allah SWT Cemburu" (Sebuah Koreksi)

sanduk Tuhan membusuk UIN Surabaya
HEBOH spanduk "Tuhan Membusuk" di acara orientasi mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya adalah bentuk kejahilan (kebodohan) panitia dalam mencari istilah atau ungkapan yang tepat dan Islami untuk mengutarakan makna/maksud.

Namun, bisa juga itu bentuk kesengajaan, ataupun muncul dari "alam bawah sadar", yang menunjukkan mahasiswa pembuat tema dan spanduk tersebut sudah dirasuki pemikiran sesat. Analisis lain, sebagaimana lazimnya anak muda yang masih mencari identitas, mahasiswa tersebut sekadar "mencari sensasi", namun dengan cara yang keliru. 

Menyimak "pembelaan" atau "penjelasan" yang terkesan "berbelit-belit" dan "mengada-ada", seperti dimuat merdeka.com, mereka terkesan menganut paham "Liberal". Apa pun alibi dan dalihnya, pernyataan "Tuhan Membusuk" sungguh tidak patut dan bentuk penghinaan terhadap agama dan Tuhan, dalam hal ini Allah SWT --mengingat kampusnya adalah kampus Islam (UIN).

JIKA yang dimaksud "Tuhan Membusuk" adalah gambaran realitas umat manusia yang mengabaikan perintah Tuhan, maka istilah yang tepat yang dijadikan tema adalah "Tuhan Cemburu" atau "Allah SWT Cemburu". 

Risalah Islam menyatakan, Allah SWT pencemburu. Dia cemburu jika manusia "menduakannya" (berbuat syirik) atau menuhankan selain-Nya. Allah cemburu jika hamba-hamba yang dicintai-Nya malah berpaling dari-Nya, jika hamba-hamba-Nya "selingkuh" dengan "ilah-ilah" lain. 

Bahwa Allah SWT itu Maha Pencemburu (Al-Ghayyur),  ditegaskan Rasulullah Saw:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا، وَمَا بَطَنَ، وَلَا شَيْءَ، أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ، مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ - صحيح البخاري

Rasulullah Saw bersabda: “Tiada yang lebih pencemburu dari Allah, karena itulah Dia (SWT) melarang perbuatan dosa dan jahat, yang terang terangan atau yang tersembunyi, dan tiada siapapun yang lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah Dia (SWT) memuji Dzat-Nya (SWT) sendiri). (HR. Bukhari).

"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang mu'min melakukan apa yang Allah haramkan atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

1 Comments

  1. Mungkin penulisan kata-kata dalam spanduk “ Tuhan Membusuk “ itu terinspirasi pendapat Nietzsche di Eropa satu setengah abad yang lalu bahwa Tuhan Sudah Mati. Pendapat itu merupakan ekspresi yang benar dan jujur dari sebuah idiology, tetapi hal yang begitu adalah pemikiran sekularisme. Kata-kata Tuhan Membusuk juga suatu radikalisme pemikiran, tetapi yang tidak bijaksana. Sehingga telah membuat banyak kalangan yang kontra. Tetapi kata-kata itu sudah kadung beredar luas yang sulit menghapusnya. Oleh karenanya sebagai penghibur diri dan untuk introspeksi, kata-kata itu diterjemahkan bahwa bukan Tuhan yang membusuk, melainkan diantara kita ini telah membusukkan keberadaan Tuhan. Terhadap mahasiswa si pembuat kata-kata itu, hendaknya berani bertanggung jawab. Jangan sampai rektornya yang minta maaf segala. Wallahu a’lam.

    ReplyDelete

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post