Makna Salafi & Manhaj As-Salafiyyah yang Sebenarnya

Makna Salafi & Manhaj As-Salafiyyah yang Sebenarnya
Maksud dan Pengertian Salaf, Salafi, Salafiyyun. Manhaj As-Salafiyyah yang Sebenarnya.

POSTING ini melengkapi tulisan sebelumnya tentang Pengertian Salafi yang Sebenarnya. Dalam posting kali ini, juga ditegaskan makna salafi, kelompo salafi, dan "etika salafiyah" sejati.

Salafi bukan manhaj eksklusif yang digunakan seseorang untuk memvonis sesat siapa saja yang berbeda pandangan dengannya. Salafi bukan kelompok atau organisasi tertentu, melainkan sebuah pemikiran dan sikap hidup sesuai dengan sunah Rasulullah Saw, para sahabat, dan para ulama serta orang-orang saleh terdahulu (salafush shalih).

Salah satu ulama yang dikenal sebagai "tokoh salafi" adalah Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang pernah menjabat Ketua Hai'ah Kibarul Ulama (Mejelis Ulama Arab Saudi).

Ia menegaskan, As-Salafiyyah adalah mengikuti manhaj Nabi Muhammad Saw dan para sahabat beliau. Mereka adalah pendahulu kita yang baik. Merekalah yang mendahului kita dan mengikuti mereka itulah yang disebut salafiyyah.

Generasi salaf itu, sepeninggal Rasulullah Saw,  juga sering berselisih pendapat tentang masalah furu'iyah, seperti dalam masalah nikah, hukum waris, jual beli dan lain-lain, namun mereka tidak saling memvonis sesat.

Berikut ini nasihat Syekh Al-Utsaimin khususnya bagi mereka yang mengklaim diri sebagai Salafi. Nasihat ini juga menjadi rujukan bagi mereka yang menyebut atau menulis kata "salafi" tanpa memahami makna dan manhaj salafi yang sebenarnya.

Nasihat tentang Salafi ini dikemukakan Syekh Utsaimin dalam program acara Liqa`aat Bab Al-Maftuh yang ditranskrip oleh situs islamweb.com lalu diunggah ke situs shamela.com dari fatwa suara Syekh Utsaimin.

معنى (السلفية) وحكم الانتساب إليها

السؤال
فضيلة الشيخ جزاكم الله خيراً: نريد أن نعرف ما هي السلفية كمنهج، وهل لنا أن ننتسب إليها؟ وهل لنا أن ننكر على من لا ينتسب إليها، أو ينكر على كلمة سلفي أو غير ذلك؟

الجواب
السلفية : هي اتباع منهج النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه؛ لأنهم هم الذين سلفونا وتقدموا علينا، فاتباعهم هو السلفية.
وأما اتخاذ السلفية كمنهج خاص ينفرد به الإنسان ويضلل من خالفه من المسلمين ولو كانوا على حق، واتخاذ السلفية كمنهجٍ حزبي فلا شك أن هذا خلاف السلفية ، فـ السلف كلهم يدعون إلى الاتفاق والالتئام حول سنة الرسول صلى الله عليه وسلم ولا يضللون من خالفهم عن تأويل، اللهم إلا في العقائد، فإنهم يرون أن من خالفهم فيها فهو ضال، أما في المسائل العملية فإنهم يخففون فيها كثيراً.
لكن بعض من انتهج السلفية في عصرنا هذا صار يضلل كل من خالفه ولو كان الحق معه، واتخذها بعضهم منهجاً حزبياً كمنهج الأحزاب الأخرى التي تنتسب إلى دين الإسلام، وهذا هو الذي يُنكر ولا يمكن إقراره، ويقال: انظروا إلى مذهب السلف الصالح ماذا كانوا يفعلون! انظروا طريقتهم وفي سعة صدورهم في الخلاف الذي يُسوغ فيه الاجتهاد، حتى إنهم كانوا يختلفون في مسائل كبيرة، وفي مسائل عقدية، وعملية، فتجد بعضهم مثلاً يُنكر أن الرسول صلى الله عليه وسلم رأى ربه، وبعضهم يقول: بلى، وترى بعضهم يقول: إن التي توزن يوم القيامة هي الأعمال، وبعضهم يرى أن صحائف الأعمال هي التي توزن، وتراهم أيضاً في مسائل الفقه يختلفون كثيراً، في النكاح، والفرائض، والبيوع، وغيرها، ومع ذلك لا يضلل بعضهم بعضاً.
فـ السلفية بمعنى أن تكون حزباً خاصاً له مميزاته ويضلل أفراده من سواهم فهؤلاء ليسوا من السلفية في شيء.
وأما السلفية اتباع منهج السلف عقيدة وقولاً وعملاً وائتلافاً واختلافاً واتفاقاً وتراحماً وتواداً، كما قال النبي صلى الله عليه وسلم: ( مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحمى والسهر ) فهذه هي السلفية الحقة.

Tanya:
Wahai Syekh yang terhormat, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan. Kami ingin mengetahui apa itu salafiyyah sebagai sebuah manhaj, apakah kami boleh melabeli diri dengannya? Apakah kami boleh menyalahkan orang yang tidak melabaeli diri dengannya, ataukah malah kata salafi itu sendiri yang disalahkan, atau ada pandangan lain?

Jawab:
As-Salafiyyah
adalah mengikuti manhaj (jalan hidup, way of life) Nabi Muhammad Saw dan para sahabat beliau di mana mereka adalah pendahulu kita yang baik, merekalah yang mendahului kita dan mengikuti mereka itulah disebut salafiyyah.

Menjadikan salafiyyah sebagai sebuah manhaj eksklusif yang digunakan seseorang untuk memvonis sesat siapa saja yang berbeda pandangan dengannya meski mereka itu benar, serta menjadikan salafiyyah sebagai sebuah manhaj hizbi (kelompok), maka tidak diragukan ini menyelisihi salafiyyah itu sendiri.

Semua salaf menyerukan kesepakatan dan kerukunan di seputar sunnah Rasulullah Saw dan tidak menganggap sesat siapa yang menyelisihi mereka karena adanya beda penafsiran. Kecuali dalam masalah akidah, di mana mereka menganggap siapa yang menyelisihi mereka berarti sesat. 


Dalam masalah ilmiyyah, maka mereka (salafi) lebih banyak member keringanan. Namun, sebagian orang yang menisbahkan diri kepada salafi di masa kita ini, sering menyesatkan setiap yang berbeda pandangan dengannya meski kebenaran ada padanya.

Sebagian mereka menjadikan salafiyyah ini sebagai manhaj hizbi (sectarian) sebagaimana sekte-sekte lain yang menisbahkan diri kepada agama Islam. Inilah yang harus disalahkan dan tak mungkin diterima.

Dikatakan, lihatlah madzhab salafus shalih dan apa yang mereka lakukan. Lihat bagaimana cara mereka dan kelapangan dada mereka dalam menyikapi perbedaan yang memang dibolehkan untuk berijtihad, bahkan mereka biasa berselisih untuk sebuah masalah yang besar dan juga masalah akidah serta masalah amaliyyah.

Anda akan dapati ada sebagian mereka yang mengingkari kalau Rasulullah Saw melihat Tuhannya lalu ada sebagian lain yang mengatakan justru beliau melihat-Nya.

Ada pula sebagian mereka yang mengatakan nanti yang ditimbang di hari kiamat adalah amalan sedang sebagian lain menyatakan yang ditimbang itu adalah lembar catatan amal.

Anda bisa lihat dalam masalah fikih mereka sering berselisih, seperti dalam masalah nikah, hukum waris, jual beli dan lain-lain. Meski demikian mereka tidak saling memvonis sesat satu sama lain.

Maka, salafiyyah dalam arti hizb (kelompok) tertentu yang punya ciri khas yang mana oknum-oknumnya memvonis sesat orang di luar mereka, bukanlah salafiyyah dalam hal apa pun.

Yang dinamakan salafi adalah yang mengikuti manhaj salaf dalam hal akidah, baik ucapan maupun perbuatan, sikap saat bersepakat maupun berbeda pendapat, sikap saling menyayangi dan mencintai sebagaimana sabda Nabi Saw:

 “Perumpamaan orang-orang yang beriman itu dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling empati sesama mereka bagaikan satu tubuh yang bila ada satu anggota tubuh itu merasakan sakit maka seluruh tubuhpun merasakan demam dan tak dapat tidur.”
 

Demikian makna salafi atau salafiyah. Itulah pula Salafi sejati. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Baca juga: Pengertian Salafi yang Sebenarnya

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post