Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam

Hadits tentang Cinta dan Benci
Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam.

CINTA (love) dan benci (hate) akan melahirkan sikap yang berbeda.

Cinta akan melahirkan sikap a.l. memuji, melindungi, membela, membuat yang dicintai senang, mematuhi, dan selalu mengingat namanya.

Sebaliknya, benci akan melahirkan sikap a.l. menjelekkan, memburukkan, menjauhi, mencemooh, tidak akan mematuhi atau menuruti, dan berusaha melupakan namanya.

Cinta dan benci merupakan fitrah manusia. Bagaimana risalah Islam memberikan pedoman dalam hal cinta dan benci ini?

Dalam Islam, cinta dan benci harus karena Allah SWT. Kita mencintai sesuatu atau seseorang, harus karena Allah SWT. Demikian juga dalam hal benci.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Dzar berkata : Rasulullah saw bersabda,”Sebaik-baik amal adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.”

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas dari Nabi saw, dia berkata, "Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka."

Cinta pada seseorang, dalam arti cinta asmara, harus berdasarkan karena Allah SWT, yakni ketaatannya kepada Allah SWT.

Wanita cantik layak dicintai, namun jika beda agama dan tidak taat kepada Allah SWT, akan membawa kesengsaraan, bukan kebahagiaan.

Cinta karena Allah adalah cinta dan sayang pada sesama makhluk yang tidak berlawanan dengan syariah

Berikut ini beberapa hadits Shahih tentang Cinta dan Benci dalam pandangan Islam.

1. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)

2. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)
3. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)

6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim).

Jadi,  Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam harus berdasarkan karena Allah SWT. Kita mencintai karena Allah SWT juga cinta. Kita benci karena Allah SWT juga membencinya. Wallahu a'lam bish-shawabi.

Sumber: Dr. Muhammad Faiz Almath, “1100 Hadits Terpilih”, Penerbit: Gema Insani Press, 1991

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post