Virus Corona Ubah Cara Ibadah Muslim Dunia

WABAH Virus Corona atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mengubah segala hal, termasuk cara umat Islam di dunia beribadah, khususnya shalat.


Virus Corona Ubah Cara Muslim Dunia Beribadah

Dalam kondisi normal, kaum Muslim dianjurkan shalat berjamaah di masjid. Akibat Virus Corona, MUI mengeluarkan Fatwa No. 14 Tahun 2020 tentang shalat di rumah dan peniadaan shalat Jumat.

"Hayya 'Alas Shalah" kini menjadi "Shallu fi Buyutikum" (Shalatlah di rumah-rumah kalian). Jikapun masih shalat berjamaah di masjid, maka sang imam shalat yang dulu mengatakan "luruskan dan rapatkan", kini mengatakan "luruskan dan renggangkan".

Social Distancing atau menjaga jarak dengan sesama menjadi salah satu cara menghindari penularan dan penyebaran Virus Corona. Social distancing berlaku di mana saja, termasuk di masjid.

Orang tidak pergi ke masjid bukan karena lebih takut kepada Corona daripada Allah SWT. Pasalnya, Allah SWT sendiri memberi keringanan. Umat Islam boleh tidak ke masjid jika hujan, badai, dan dingin. Apalagi jika ada ancaman Virus Corona!

Orang-orang di seluruh dunia menghindari tempat-tempat ramai, mengurangi perjalanan dan mengambil tindakan pencegahan lain untuk menghindari penyebaran virus corona.

Virus Corona Ubah Cara Muslim Dunia Beribadah

Dilansir Republika dari Aljazirah, Selasa (24/3/2020), di beberapa negara, shalat berjamaah telah ditangguhkan di masjid-masjid, termasuk shalat Jumat. 

Masjid Al-Aqsha di Yerusalem telah ditutup dari segala aktivitas peribadahan sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19.

Di Arab Saudi, pemerintah menutup semua masjid, termasuk Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. 

Para pakar kesehatan di seluruh dunia menyarankan agar pertemuan massal tidak dilaksanakan, guna memperlambat penyebaran Covid-19.

Shalat berjamaah dan shalat Jumat juga dihentikan sementara di Turki. 

"Menjadi penting untuk menunda sholat massal, termasuk sholat Jumat, di masjid dan ruang sholat sampai risiko wabah Covid-19 bisa dihindari," kata pemimpin Muslim Turki, Ali Erbas.

Dalam video yang disunting oleh Al Jazirah NewsFeed, Linh Nguyen menunjukkan bagaimana umat Islam di seluruh dunia menyesuaikan cara mereka beribadah di tengah merebaknya wabah Covid-19. 

Dalam video itu dijelaskan bagaimana Muslim di seluruh dunia sedang menyesuaikan cara mereka beribadah akibat ancaman corona. Di Turki, shalat berjamaah telah ditunda, termasuk shalat Jumat.

Para pakar kesehatan di seluruh dunia telah menyarankan agar pertemuan massal tidak dilaksanakan dan dapat memperlambat penyebaran Covid-19. Fakta memang demikian. Penyebaran Covid-19 kerap terjadi melalui kerumunan massal.

Di Malaysia, misalnya, kasus penyebaran Covid-19 melonjak karena acara keagamaan di sebuah masjid di Kuala Lumpur yang dihadiri sekitar 16 ribu orang. 

Pemerintah Malaysia kemudian mengumumkan penguncian (lockdown) selama dua pekan dalam menindaklanjuti kasus tersebut.

Di Indonesia, pemerintah dan para ulama telah memerintahkan masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Imbauan juga dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Dewan Masjid Indonesia (DMI) agar umat Islam menangguhkan shalat Jumat di masjid dan menggantinya dengan shalat zhuhur di rumah.

Wabah Virus Corona seluruh dunia telah melampaui angka 200 ribu orang, dengan 8.000 kasus kematian.

Di Indonesia, korban Corona sudah mencapai lebih dari 500 orang. Yang meninggal sudah mencapai 49 orang.

Allah SWT Maha Pengasih, Penyayang, dan Maha Pengertian. Umat Islam tidak usah "ngeyel" tetap ke masjid dan berkumpul-berdekatan di rumah Allah itu. Bukan menjauhi masjid, bukan menjauhi shalat berjamaah, tapi semata-mata mengutamakan keselamatan, sebagaimana makna hakiki Islam: selamat. Bukankah hujan dan badai saja boleh tidak ke masjid? Apalagi ini bahaya Virus Corona!

Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post