Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha, Amal Sekecil Apa Pun Ada Balasannya

Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha, Amal Sekecil Apa Pun Ada Balasannya


KITA sering mendengar ungkapan "Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha". Itu benar adanya. 

Ungkapan ini bermakna bahwa jika kita melakukan sesuatu dengan serius atau berupaya dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mencapai hasil yang baik.

Hasil adalah akibat adanya usaha.  Ada usaha, pasti ada hasil. Dalam Al-Qur'an disebutkan, ada perbuatan, ada balasan. 

Dalam Al-Qur'an Surat az-Zalzalah Ayat 7-8 ditegaskan:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (dzarrah (semut kecil) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Tafsir Ringkas Kemenag RI menyebutkan, pada saat itu setiap manusia akan mengetahui nasib dirinya. Maka, barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihatnya dalam buku catatan amalnya, lalu dia akan menerima pahala atasnya. Dia merasa senang dan bahagia karena perbuatannya tidak sia-sia.

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Dalam Tafsir Ringkas Kemenag RI disebutkan, dan sebaliknya, barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah dan menganggapnya remeh, niscaya dia akan melihatnya dalam buku catatan amalnya lalu dia pun akan menerima balasannya. Inilah bukti kemahaadilan Allah; Dia tidak menzalimi siapa pun.

Secara umum, dalam kitab-kitab tafsir disebutkan, Surat Al Zalzalah adalah mengingatkan manusia tentang keniscayaan kiamat dan agar manusia mempersiapkan diri menghadapinya. 

Untuk persiapan akhirat, seorang mukmin tidak enggan melakukan hal-hal positif atau berbuat baik sekecil apa pun dan juga tidak melakukan hal-hal negatif atau keburukan seremeh apa pun.

Semua amal sekecil apa pun itu akan dilihat/diketahui dan dipertanggungjawabkan di Hari Kemudian. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu melakukan kebaikan dan berbuat amal baik sekecil apapun perbuatan baik itu. 

Sebaliknya, jangan merasa aman jika melakukan perbuatan buruk atau amal buruk seremeh apa pun karena tetap akan diketahui dan dipertanggungjawabkan.

Berikut ini Surat Al Zalzalah dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?” Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, kata dzarrah (ذرة) digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terkecil. Semut kecil pada awal kehidupannya disebut dzarrah. Biji sawi juga disebut dzarrah. Debu yang terlihat saat cahaya matahari menerobos melalui celah atau jendela juga disebut dzarrah.

Kata yarah (يره) berasal dari kata ra’a (رأى) yang artinya melihat. Awalnya adalah melihat dengan mata kepala. Namun kata ini juga berarti mengetahui.

Amal kebaikan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya. Dan amal di sini tak hanya berupa perbuatan fisik tetapi juga pekerjaan hati termasuk niat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk tidak menyepelekan amal kebaikan sekecil apa pun.

لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Jangan sekali-kali kamu meremehkan sesuatupun dari kebaikan meskipun hanya menyambut saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. (HR. Muslim)

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Hindarilah neraka, sekalipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma. (HR. Bukhari)

فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمُ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Maka hendaklah kalian menghindari neraka, sekalipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma. Jika tidak mampu, maka dengan mengucapkan kalimat thayyibah. (HR. Bukhari)

Demikian pula amal keburukan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk tidak meremehkan dosa, meskipun itu dosa kecil.

يَا عَائِشَةُ إِيَّاكِ وَمُحَقَّرَاتِ الأَعْمَالِ فَإِنَّ لَهَا مِنَ اللَّهِ طَالِبًا

Hai Aisyah, jauhilah dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya kelak Allah akan menuntutnya. (HR. Ibnu Majah, Ad Darimi dan Ibnu Hibban)

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ

Hindarilah dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya dosa-dosa kecil itu bila menumpuk pada diri seseorang, niscaya ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad dan Baihaqi). Wallahu a'lam.*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post