Barangsiapa yang Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin (Bukan Hadits)

Barangsiapa yang Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin (Bukan Hadits)
BANYAK sekali ustadz, penceramah, atau khotib Jumat yang menyampaikan "hadits" yang artinya "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka... dst."

Namun, jarang sekali yang membahas keshahihan hadits ini atau apakah ini benar-benar hadits?

Terjemahan & teks selangkapnya:

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Teks di atas bukan hadits. Ada yang mengatakan, perkataan di atas adalah ucapan Ali bin Abi Thalib.

Berikut ini hasil kajian Dakwah Sunnah yang meneliti beberapa riwayat dari hadits ini.

1. Abu Nu’aim Al Ashbahani meriwayatkan di dalam kitab Hilyatul Auliya dari jalan Ibrahim bin Adham, dia berkata: telah sampai kabar kepadaku bahwa Al Hasan Al Bashri bermimpi bertemu Nabi Saw. Dia berkata: “Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat.” Lalu Rasulullah menyebutkan hadits yang mirip dengan hadits di atas"

Sanad hadits ini lemah karena sanad antara Ibrahim bin Adham dan Al Hasan Al Bashri terputus karena Ibrahim menggunakan lafazh “telah sampai kabar kepadaku” (balaghani).

Bentuk kalimat seperti ini tidak memberi faidah ittishal (bersambung sanad) sampai diketahui siapa yang mengabarkan kisah ini kepada Ibrahim.

2. Diriwayatkan di dalam kitab Musnad Al Firdaus, dari jalan Muhammad bin Sauqah dari Al Harist bin Abdillah Al A’war dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah Saw.

Sanad riwayat ini sangat lemah karena Al Harits bin Abdillah Al A’war adalah seorang pendusta.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad Dailami sebagaimana disebutkan oleh As Sakhawi di dalam kitabnya Al Maqashidul Hasanah. Di sana beliau juga menerangkan tentang kelemahan hadits riwayat Ali bin Abi Thalib ini.

3. Abu Bakar Al Qurasyi meriwayatkan di dalam kitab Al Manamat Al Hasan bin Musa Al Khurasani dari seorang syekh dari Bani Sulaim, dia berkata: “Saya bermimpi bertemu Rasulullah.

Lalu saya berkata: ‘Wahai Rasulullah bagaimana kabar anda?’ Nabi menjawab: ‘Saya akan memberimu sebuah hadits.’ Saya katakan: ‘Sampaikanlah hadits itu kepada saya.’ Lalu Nabi menyampaikan hadits di atas.

Sanad hadits ini lemah karena identitas syekh Bani Sulaim itu tidak diketahui (majhul) sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.

4. Hadits ini juga disebutkan oleh Al Ghazali di Ihya ‘Ulumuddin dari Abdul Aziz bin Rawwad. Dia berkata: “Saya bermimpi bertemu Rasulullah. Saya berkata: ‘Wahai Rasulullah, berilah wasiat kepadaku.’

Al Hafizh Al ‘Iraqi di dalam takhrijnya terhadap Ihya ‘Ulumuddin berkata: “Saya tidak mengetahui hadits ini kecuali dari kisah mimpinya Abdul Aziz bin Rawwad, … dst … Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di dalam kitab Az Zuhd.

Dari beberapa jalan riwayat hadits tersebut, tampak bagi kita akan kelemahan sanad-sanad hadits ini. 

Selain itu, kisah-kisah ini merupakan mimpi tidur, bukan berupa hadits yang diucapkan langsung oleh Nabi saat beliau masih hidup. Oleh karena itu, tidak boleh dikatakan ucapan di atas sebagai sebuah hadits.

Kesimpulan:
  • Ucapan tersebut tidak benar disandarkan kepada Nabi Saw dalam kehidupan nyata, melainkan mimpi Abdul Aziz bin Abi Ruwad
  • Riwayat serupa yang berasal dari Ali bin Abi Thalib juga dhaif menurut para imam hadits.
Hadits yang Sebenarnya

Namun, ada hadits yang derajatnya marfuu’ yang memiliki arti mirip dengan "hadits" di atas:

مَنِ اسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُونٌ ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُونٌ

“Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan kemarin) sama maka ia telah merugi, barangsiapa yang harinya lebih jelek dari hari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”.

Teks hadits selengkapnya:

حديث مرفوع) حَدِيثُ : " مَنِ اسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُونٌ ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُونٌ " ، لَا يُعْرَفُ إِلَّا فِي مَنَامٍ لِعَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ ، قَالَ : أَوْصَانِي بِهِ فِي الرُّؤْيَا بِزِيَادَةٍ فِي آخِرِهِ ، رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ ، وَلَعَلَّ الزِّيَادَةَ " وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي زِيَادَةٍ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ " وَلِلَّهِ دَرُّ الْبُسْتِيِّ : زِيَادَةُ الْمَرْءِ فِي دُنْيَاهُ نُقْصَانُ وَرِبْحُهُ غَيْرَ مَحْضِ الْخَيْرِ خُسْرَانُ وَقَدْ قَالَ تَعَالَى : وَالْعَصْرِ { 1 } إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ { 2 } إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ سورة العصر آية 1-3 .

Disebutkan oleh al-Ajulani dalam Kasyful Khafa’ bahwa ini adalah perkataan Rasulullah Saw dalam mimpinya Abdul Aziz bin Abi Rawwad. Ada juga yang mirip dengannya adalah perkataan Ali bin Abi Thalib dalam kitabnya ad-Dailami, musnad al-Firdaus dengan sanad yang dha’if (lemah).

Baca Juga Bahasannya dalam Bahasa Arab di Fatwa Islam Web.

Demikian ulasna tentang kedudukan "hadits" Barangsiapa yang Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin yang sebenarnya bukan hadits. Wallahu a'lam bish-shawab.  (www.risalahislam.com).*

3 Comments

  1. Smakin banyak yg meriwayatkan, derajat haditsnya naik. Mudah2an Allah tak menjadikan kita manusia yg goblok. Amiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukannya Allah sdh nyatakan dalam Quran bahwa manusia adalah bodoh

      Delete
    2. Terus anda pintar?

      Delete

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post