Desember Bulan Toleransi Umat Islam

Desember Bulan Toleransi Umat Islam
DESEMBER adalah bulan toleransi umat Islam. Di bulan ini, ada dua perayaan hari besar agama Kristen, yakni Natal (25 Desember) dan Tahun Baru Masehi (hari terakhir Desember atau malam 1 Januari).

Secara slogan, kedua Hari Raya itu mereka kemas dalam ungkapan "Merry Christmas & Happy New Year" (Selamat Hari Natal & Tahun Baru).

Toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi artinya kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.

Menurut istilah (terminologi), toleransi yaitu bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

Toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.

Toleransi bukan berarti harus mengucapkan selamat dan ikut-ikutan merayakan Natal dan Tahun Baru. Toleransi cukup ditunjukkan dengan tidak mengganggu dan tidak mengusik acara kaum Kristen yang merayakan Natal dan Tahun Baru itu.

Prinsip dan pedoman toleransi dalam Islam sudah jelas tercantum dalam QS. Al-Kafirun.

“Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang kafir), “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan, ayat di atas turun guna menjadi pedoman umat Islam dalam hal toleransi:

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).

Islam juga menegaskan, kaum Muslim harus berbuat baik kepada non-Muslim yang bersahabat dengan umat Islam.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ….” (QS. Al Mumtahanah:8).

Maka, di bulan Desember ini, umat Islam harus toleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non-Muslim, bukan turut memeriahkan atau mengucapkan selamat. (www.risalahislam.com, berbagai sumber).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post