Jangan Sembarang Share Informasi, Pastikan Dulu Kebenarannya!

Facebook
Pedoman Islam dalam menerima dan menyikapi kabar atau informasi. Tafsir QS Al-Hujurat:6.

JANGAN Sembarang Share Informasi, Pastikan Dulu Kebenarannya!

Di era internet dan media sosial sekarang, banyak media propaganda yang menyebarkan berita, informasi, foto, video, atau grafis tanpa pedulikan kebenarannya.

Yang namanya propaganda, yang penting nyebar dan mempengaruhi orang banyak. Facebook merupakan salah satu media sosial yang potensial menjadi media propaganda.

Berita bisa dipelintir. Fakta bisa diputar-balik demi tujuan propaganda.  Risalah Islam memerintahkan kaum Muslim cerdas (smart) dalam memilih dan memilah berita.

Jangan asal like and share. Jika yang kita like & share itu ternyata dusta, betapa kita ikut berdosa menyebarkan berita bohong, juga betapa malunya kita karena "kejahilan" kita.

Berikut ini pengertin propaganda untuk pegangan agar kita tidak sembarangan like dan share sebuah informasi di situs berita ataupun di media sosial:
  1. Propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.
  2. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
  3. Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
  4. Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respons sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. (Wikipedia).

Jangan Sembarang Share Informasi, Pastikan Dulu Kebenarannya! Sekarang banyak media online yang mirip seperti situs berita (media jurnalistik). Padahal, ia media propaganda. Mereka tidak membuat karya jurnalistik, tetapi memproduksi materi propaganda.

Karya jurnalistik memenuhi kaidah jurnalistik, antara lain akurat, disiplin verifikasi alias cek dan ricek keberan faktanya, berimbang (balance), dan bertujuan memberitahu (to inform), bukan mempengaruhi (to influence).

Selektif Menerima Informasi
Jangan Sembarang Share Informasi, Pastikan Dulu Kebenarannya! Itulah pesan tersurat dan tersirat ayat Al-Quran Surat Al Hujurat ayat 6:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". [QS. Al-Hujurat : 6].

Islam melarang umatnya mengikut desas-desus, gosip, atau rumor, yaitu informasi yang belum jelas kebenarannya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, ayat di atas turun guna memberikan penjelasan bagi umat manusia semuanya untuk selalu tabayun (konfirmasi, klarifikasi, cek ricek) dalam segala berita yang datang.

Adab dalam menerima atau menyikapi sebuah berita adalah dengan tabayyun yaitu klarifikasi atau cek and recek atas berita tersebut agar adanya kejelasan berita dan keakuratan kebenaranya, sebab warta dan fakta terkadang berbeda.

Ayat ini menyuruh kita berhati-hati dalam menindakkan sesuatu yang akibatnya tidak dapat diperbaiki (perkataannya banyak menimbulkan kerusakkan), supaya tidak ada pihak atau kaum yang dirugikan, dtimpa musibah atau bencana ysng disebabkan berita yang belum pasti kebenarannya, sehingga menyebabkan penyesalan yang terjadi.

Syaikh Ali As Shabuni dalam Tafsir Ayat al Ahkam min Al-Qur’an memberikan tiga poin penilaian penting:
  1. Ayat ini termasuk ayat yang mengajarkan adab dan akhlak yang baik, yaitu keharusan mengklarifikasi akan suatu berita agar tidak mudah mengikuti kabar berita yang tidak bertanggung jawab. Dan juga tidak mudah menghukumi orang dengan berbekal informasi yang samar dan tidak pasti kebenaranya. Sebab salah-salah jika tidak mengindahkan adab ini, maka akan menzalimi orang lain dan membuat fitnah atau kerusakan atas suatu kaum.
  2. Hikmah disyariatkanya mentabayunkan akan suatu berita ini adalah agar umat muslim tidak mudah terprovokasi berita-berita tidak bertanggung jawab yang disebarkan oleh musuh-musuh islam. Dimana dewasa ini musuh-musuh islam senantiasa menghembuskan berita-berita sesat ditengah umat islam, dengan tujuan untuk membuat permusuhan antar sesama umat dan merusak agama serta ukhuwah islamiyah. 
  3. Fitnah dan kerusakan ditengah umat diawali dengan adanya suatu kedustaan dan hasutan. Maka dari itu janganlah mengikuti kedustaan, cek dan teliti lebih dalam dan cermat agar tidak mengikuti suatu kedustaan. Dan hendaknya tidak mudah terhasut dengan cara menjadi manusia cerdas yang gemar melakukan klarifikasi antar sesama agar adanya suatu kejelasan dan kelancaran komunikasi antar sesama.
Mari, cerdas menyikapi informasi. Lakukan cek and ricek sebelum like & share sebagaimana diprintahkan Allah SWT. Semoga kita terhindar dari ikut menyebarkan berita palsu atau kabar bohong. Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post