Hukum Puasa Awal Bulan Rajab dan Amalan 'Sunah' Lainnya

ADAKAH puasa sunat khusus bulan Rajab? Bagaimana hukum puasa awal bulan Rajab?

Hukum Puasa Awal Bulan Rajab

Rajab (رجب‎) atau rojab adalah bulan ke-7 tahun Hijriah. Dalam bulan ini ada peristiwa sejarah penting dalam Islam, yakni Isra' Mi'raj.

Pada tanggal 27 Rajab, umat Islam biasanya merayakan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yaitu pada saat Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dengan Buraq, dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT.

Rajab termasuk bulan haram selain Dzul Qa’dah, Dzulhijah, dan Muharam.

"Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah duabelas bulan (yang telah ditetapkan) di dalam kitab Allah sejak menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan yang suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian pada bulan-bulan (suci) tersebut,” (QS. At Taubah: 36).

“Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban,” (HR Bukhari).

Karena mengandung sejarah penting, muncul "hox" tentang amalan sunah bulan Rajab, termasuk puasa sunah.

Anjurkan puasa rajab "berseliweran" di berbagai media sosial, namun dipastikan tidak menyebutkan dalil shahih yang secara khusus menyebutkan keutamaan puasa rajab.

Hukum Puasa Sunah Awal Bulan Rajab

Mayoritas ulama menjelaskan, hadits yang menyebutkan amalan di bulan Rajab adalah hadis dhoif (lemah) dan tertolak.

Hanya sedikit ulama yang menyetujui ada puasa rajab, dengan alasan mengamalkan hadits lemah dibolehkan demi "keutamaan amal" (fadhoilul amal).

Dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim juga kita tidak menemukan satu pun hadits yang mengemukakan tentang puasa rajab atau awal bulan rajab.

Menurut Ibnu Hajar dalam Tabyinul Ajab bi Ma Warada fi Fadli Rajab:

لم يرد في فضل شهر رجب ، ولا في صيامه ، ولا في صيام شيء منه معين ، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة ، وقد سبقني إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسماعيل الهروي الحافظ

“Tidak terdapat riwayat yang sahih yang layak dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula riwayat yang shahih tentang puasa rajab, atau puasa di tanggal tertentu bulan Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu bulan rajab. Keterangan saya ini telah didahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail Al-Harawi.” (Tabyinul Ujub bi Ma Warada fi Fadli Rajab, hlm. 6).

Menurut Imam Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif, selain tidak ada puasa sunah rajab, juga tidak ada shalat sunah khusus untuk bulan rajab.

"Tidak terdapat dalil yang sahih tentang anjuran shalat tertentu di bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Raghaib di malam Jumat pertama bulan Rajab adalah hadis dusta, batil, dan tidak sahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah, menurut mayoritas ulama.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 213)

"Tidak ada satu pun hadis sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan, ‘Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.’ Namun, riwayat ini bukan hadis.

Imam Al-Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah, ‘Abu Qilabah termasuk tabi’in senior. Beliau tidak menyampaikan riwayat itu, melainkan hanya kabar tanpa sanad.’ Riwayat yang ada adalah riwayat yang menyebutkan anjuran puasa di bulan haram seluruhnya” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 213)

Dengan demikian, puasa khusus di bulan Rajab adalah amalan yang berdasarkan hadits yang seluruhnya diyakini para ahli hadits sebagai hadits yang lemah (dho’if), bahkan maudhu’ (palsu).

Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Hadits-haditsnya bukanlah hadits yang memotivasi beramal (fadhilah amal), bahkan kebanyakannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta.”(Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291).

Jika memiliki kebiasaan puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 bulan Hijriyah), maka tetap rutinkanlah di bulan Rajab. Bahkan bulan Ramadhan semakin dekat, maka segeralah qodho puasa Ramadhan yang ada jika memang masih ada utang puasa.

Tidak Amalan Khusus Bulan Rajab

Tidak terdapat amalan khusus terkait bulan Rajab, baik bentuknya shalat, puasa, zakat, maupun umrah. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa hadis yang menyebutkan amalan di bulan Rajab adalah hadis dhaif dan tertolak.

Akan tetapi, jika seseorang melaksanakan puasa di bulan Rajab dengan niat puasa sunah di bulan-bulan haram maka ini diperbolehkan, bahkan dianjurkan. 

Hal itu mengingat sebuah hadis yanng diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi dan yang lainnya, bahwa suatu ketika, seseorang dari Suku Al-Bahili datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia meminta diajari berpuasa. 

Nabi Saw memberi nasihat, “Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan, “Saya masih kuat. Tambahkanlah!” “Dua hari setiap bulan.” Orang ini mengatakan, “Saya masih kuat. Tambahkanlah!” “Tiga hari setiap bulan.” Orang ini tetap meminta untuk ditambahi. Lalu Nabi Saw bersabda, “Puasalah di bulan haram dan berbukalah (setelah selesai bulan haram).” (Hadis ini dinilai sahih oleh sebagian ulama dan dinilai dhaif oleh ulama lainnya).

Hadits-Hadits Dhoif tentang Puasa Rajab

Ada beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab, namun sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi, statusnya dho’if (lemah) 

“Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.”

Riwayat al-Thabrani dari Sa’id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya…..”

“Sesungguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut”.

Ibnu Hajar dalam kitabnya Tabyinun Ujb”, menegaskan, tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun dho’if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan puasa.

Ditulis oleh al-Syaukani dalam Nailul Authar, Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam’ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. 

Disebutkan juga, Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, jika semua hadits yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum tentang puasa sunah tiap bulan itu cukup menjadi hujah atau landasan.

Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab. (www.risalahislam.com, dari berbagai sumber).*

9 Comments

  1. sebaliknya g da dalil yg melarangnya......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asalkan tidak menganggap itu sunah... :)

      Delete
    2. Hukumnya Mubah saja. betul demikian?

      Delete
  2. AnonymousMay 02, 2014

    lakukan yang jelas jelas saja hukumnya

    ReplyDelete
  3. AnonymousMay 02, 2014

    lakukan yang jelea2 hukumnya sj brow (cari aman saja)

    ReplyDelete
  4. Terserah individu masing2 hanya Allah lah dapat manilainya. Tapi menurut hemat saya ambillah pendapat yg mayoritas Ulama salaf yg tidak menganjurkannya. Wallahu bi sawab.....

    ReplyDelete
  5. AnonymousMay 02, 2014

    Tergantung individunya aja.
    Yang bisa menilai amal kita hanya Allah SWT selama kita menjalankan perintahnya dan menurut saya puasa ITU baik kok jd tergantung masing2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. AnonymousMay 03, 2014

      Sekecil apapun perbuatan baik kita dinilai Allah.....yg penting niat kita karna Allah....

      Delete
  6. niat karena Allah juga kan harus ada landasan hukumnya...so...puasa di bulan Rajab kalo Senin - kamis, pertengahan bulan, atau Daud..ya tentu sangat boleh...sanes kitu lur..

    ReplyDelete

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post