Makna Wasiat Takwa Khutbah Jumat

Wasiat Takwa Khotbah Jumat


''Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.'' (HR At-Tirmidzi).
 
SETIAP hari Jumat, kaum Muslim laki-laki diwajibkan shalat Jumat, yaitu shalat berjamaah dua rakaat yang didahului khotbah Jumat.

Salah satu Rukun Khotbah Jumat adalah wasiat takwa, yakni seruan kepada jamaah dari khotib untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.

Biasanya, khotib di atas mimbar menyampaikan seruan begini: "ushikum waiyyaya bitaqwallah..." atau "usikum wa nafsi bitaqwallah" (Aku wasiatkan kepada jamaah dan aku sendiri agar bertakwa kepada Allah).

Sebenarnya, tanpa mengucapkan kalimat tersebut pun, materi khotbah sendiri sudah secara implisit ataupun eksplitis berisi wasiat takwa. 

Materi khotbah umumnya berisi ajakan (dakwah) untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Saw.

Baca Juga: Cara Khutbah Jumat Rasulullah Saw

Kenapa Wasiat Takwa?

Kenapa harus ada wasiat takwa dalam khotbah Jumat? 

Selain dicontohkan Rasulullah Saw, umat Islam diperintahkan senantiasa tetap dalam keadaan beriman dan berusaha meningkatkan keimanan itu setiap saat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya" (QS An-Nisaa': 136).

Sekilas, secara harfiyah, ayat di atas memerintahkan orang yang beriman untuk beriman: "Yaa ayyuhalladziina aamanuu aaminuu....Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah...!" 

Lho, 'kan sudah beriman, kenapa diperintahkan beriman? Kira-kira, begitu pertanyaan kita. 

Menurut Tafsir Jalalain, makna "Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu" adalah tetaplah beriman (kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan-Nya kepada rasul-Nya) Muhammad saw. yakni Alquran (serta kitab yang diturunkan-Nya sebelumnya).

Kita diwajibkan jangan pernah melepaskan keimanan itu. Kita juga diharuskan terus meningkatkan keimanan itu dan bertakwa dalam kondisi apa pun.

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).

Menurut Tafsir Depag RI, pada QS An-Nisaa': 136 Allah SWT menyeru kaum muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah, kepada Rasul Nya Muhammad saw. kepada Alquran yang diturunkan kepadanya, dan kepada Kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul-rasul sebelumnya.

Dalam QS. Al-Baqarah:1-5 dijelaskan ciri-ciri orang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada Allah SWT, malaikat, para nabi/rasul, hari kiamat, sertya menunaikan shalat dan membayar zakat. 

Ciri-ciri orang bertakwa (muttaqin) dalam ayat tersebut sama dengan ciri-ciri orang beriman (umat Islam). Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post