Muhammadiyah: Hari Raya Idul Adha 1436 H Rabu 23 September 2015

Idul Adha 1436 H / 2015 M
Pemerintah kemungkinan tetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1436 H jatuh pada hari Kamis 24 September 2015, berbeda dengan Muhammadiyah yang menyatakan Idul Qurban 1436 H Rabu 23 September 2015. Apa saja amalah sunah bulan Dzulhijjah?

HARI Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1436 H di Indonesia kemungkinan berbeda antara Ormas Muhammadiyah dan Pemerintah.

Muhammadiyah dalam Maklumatnya menyatakan Idul Adha 10 Zulhijah 1436 H bertepatan dengan Rabu 23 September 2015 M.

Pemerintah kemungkinan menyatakan Idul Adha Kamis, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2015 yang menetapkan pada Libur Idul Adha Kamis 24 September 2015.

Sekretaris Umum (Sekum) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menerangkan Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh pada 23 September 2015 sesuai penghitungan hisab hakiki wujdul hilal. Kemungkinan, Mu’ti menambahkan, Arab Saudi dan mayoritas organisasi Islam lainnya juga akan merayakan Idul Adha pada 23 September.

Soal perbedaan tanggal Idul Adha, Idul Kurban, atau Lebaran Haji ini, Ketum MUI Ma’ruf Amin menegaskan MUI mengerti dan menghormati perbedaan tersebut.

“Kita (MUI) sudah sepakat dan mencari kesamaan-kesamaan. Tapi kalau itu misalnya tidak sama, ya kita sudah punya komitmen saling pengertian dan saling legowo,” katanya seperti dikutip Republika Online.

Amalan Sunah Bulan Dzulhijjah

Amalan utama pada Idha Adha  adalah haji bagi yang mampu, berkurban, shalat Sunah Idul Adha, serta puasa Sunah tanggal 9 Dzulhijjah yang dikenal dengan sebutan Puasa Arafah dan ada juga yang disebut Puasa Tarwiyah (Baca: Puasa Arafah, Puasa Sunah Idul Adha).

Selain itu, umat Islam juga disunahkan banyak dzikir, terutama di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan” (QS. Al Hajj: 28).

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10  hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya (hijriyah), …” (HR. Abu Daud).

"Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yg lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya." [HR. Ibnu Majah].

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah].

Semoga perbedaan Idul Adha 1435 H / 2015 M, jika benar terjadi, tidak mengurangi motivasi dan kekhusyuan umat Islam dalam beribadah, haji, kurban, shalat Id, dzikir, dan puasa sunah Dzujhijjah. Amin! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post