Iman yang Benar Melahirkan Amal Kebaikan

Iman yang Benar Melahirkan Amal Kebaikan
Iman yang Benar Melahirkan Amal Kebaikan. Amal saleh merupakan buah keimanan. Tidak sempurna iman seseorang jika tidak diikuti dengan amal saleh. Dalam Alquran, kata iman hampir senantiasa digandengkan dengan kata amal saleh, seperti dalam QS Al-Ashr ayat 2, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

Iman atau percaya saja tidak cukup. Mengucapkan syahat saja tidak cukup, namun harus dibuktikan atau diwujudkan dalam bentuk amal salih atau amal kebaikan.

Secara bahasa, amal saleh adalah perbuatan baik, yakni perbuatan yang diwajibkan, disunahkan, dan dibolehkan dalam ajaran Islam.

Perbuatan baik adalah perbuatan yang menimbulkan manfaat dan kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Amal saleh juga adalah perbuatan menjauhkan diri dari amal yang haram atau dilarang oleh Allah SWT.

Amal salehlah satu-satunya modal dan bekal untuk hidup selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Maka, pergunakanlah harta, ilmu, tenaga, atau apa pun yang dititipkan Allah SWT kepada kita untuk melaksanakan kebaikan dan demi mendukung dakwah Islam.

Syekh Muhammad Abduh mendefinisikan amal saleh sebagai segala perbuatan yang bermanfaat bagi pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan. Ahli tafsir Az-Zamakhsyari mengartikan amal saleh sebagai segala perbuatan yang sesuai dengan dalil akal, Alquran, dan atau sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: mendamaikan dua orang yang berselisih secara adil, membantu seseorang untuk menaiki hewan tunggangannya atau memuat barang-barangnya ke atas hewan tersebut, ucapan yang baik, menyingkirkan rintangan di jalan, tersenyum pada sesama, dan berhubungan intim dengan istri/suami adalah amal saleh.

Demikianlah, Iman yang Benar Melahirkan Amal Kebaikan. Mengaku beriman, mengaku Muslim, tapi tidak shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu, maka pengakuan itu dusta.

Mengaku beriman, mengaku Muslim, tapi tidak menaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, maka pengakuan itu dusta. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post