Model Kepemimpinan Rasulullah Saw, Teladan bagi Pemimpin Muslim

Model Kepemimpinan Rasulullah Saw, Teladan bagi Pemimpin Muslim
Rasulullah Muhammad Saw merupakan teladan yang baik bagi umat Islam, termasuk teladan bagi para pemimpin kaum muslim.

Sebagai seorang pemimpin umat Islam, Rasulullah Saw memiliki pola atau model kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat yang multi-etnis, multi-ras dan multi-agama.

Dalam teori, model kepemimpinan dibagi menjadi lima gaya kepemimpinan, yaitu otokratis (berkuasa sendiri), militeristis, paternalistis (kebapakan), kharismatik, dan demokratis.

Pemimpin yang paling berhasil dan mampu mengkombinasikan kelima model kepemimpinan di atas adalah Rasulullah Muhammad Saw.

Professor di Universitas Chicago Amerika, Jules Masserman, pernah melakukan penelitian dengan meletakkan tiga syarat untuk menentukan pemimpin terbaik dunia yaitu:
  1. Hendaknya pada diri pemimpin ada proses pembentukan kepemimpinan yang baik; 
  2. Hendaknya pemimpin tersebut menaungi kesatuan masyarakat yang terdiri dari keyakinan yang berbeda-beda;
  3. Hendaknya pemimpin tersebut mampu mewujudkan sebuah sistem masyarakat yang manusia dapat hidup di dalamnya dengan aman dan tenteram.
Masserman berkesimpulan: “Barangkali pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut.” (Majalah Time, Who Were History’s Great Leaders, edisi 15 Juli 1974).

Karakteristik Kepemimpinan Rasulullah Saw

Dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam, sebagaimana ditulis Hasan Ibrahim (2001), diuraikan kesuksesan kepemimpinan Rasulullah Saw antara lain sebagai berikut:
  1. Menggunakan sistem musyawarah.
  2. Menghargai orang lain, baik lawan maupun kawan.
  3. Ramah, kelembutan perangai menjadi lekat dengan pribadi beliau, akan tetapi beliau juga dapat bersifat keras dan tegas beliau ketika dibutuhkan.
  4. Lebih mementingkan umat daripada diri beliau sendiri.
  5. Cepat menguasai situasi dan kondisi, serta tegar menghadapi musuh.
  6. Sebagai koordinator dan pemersatu ummat.
  7. Prestasi dan jangkauan beliau di segala bidang.
  8. Keberhasilan beliau sebagai perekat dasar-dasar perdamaian dan penyatu kehidupan yang berkesinambungan.
  9. Beliau merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
  10. Beliau menerapkan aturan dengan konsisten. Tidak memandang bulu dan tidak pilih kasih.

Model sekaligus karakteristik kepemimpinan Rasulullah juga digambaran dala, Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 159.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ 

“Maka sebab rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah-lembut kepada mereka. Seandainya engkau bersikap kasar (dalam ucapan dan perbuatan), mereka pasti pergi meninggalkanmu (tidak mau berdekatan denganmu). Maafkanlah mereka. Mohonkan ampun lah untuk mereka. Ajaklah mereka bermusyawarah (mendengarkan aspirasi mereka) dalam segala perkara (yang akan dikerjakan). Jika engkau sudah berketetapan hati, tawakal-lah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang tawakal” (Surat Ali Imran ayat 159).

Berdasarkan ayat di atas, seorang pemimpin harus memiliki karakter sebagai berikut:

  1. Lemah-lembut.
  2. Tidak kasar (tidak bengis), baik dalam ucapan atau perbuatan.
  3. Memaafkan kesalahan orang lain. 
  4. Memohonkan ampunan untuk rakyatnya yang berbuat dosa.
  5. Mendengarkan aspirasi rakyat (demokratis).
  6. Memiliki komitmen yang kuat untuk melakasanakan tugas yang diembankan.
  7. Tawakal kepada Allah. 
Dalam ayat lain disebutkan:


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS al-Taubah [9]: 128).

Ada tiga sifat (moral) kepemimpinan Nabi SAW berdasarkaan ayat di atas.

1. Azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi penderitan orang lain).

Dalam bahasa modern, sifat ini disebut sense of crisis, yaitu kepekaan atas kesulitan rakyat yang ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung.

2. Harishun `alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa).

Dalam bahasa modern, sifat ini dinamakan sense of achievement, yaitu semangat agar masyarakat dan bangsa meraih kemajuan. Tugas pemimpin, antara lain, memang menumbuhkan harapan dan membuat peta jalan politik menuju cita-cita dan harapan itu.

3. Raufun rahim (pengasih dan penyayang).

Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Nabi Muhammad SAW adalah juga pengasih dan penyayang. Orang-orang beriman wajib meneruskan kasih sayang Allah dan Rasul itu dengan mencintai dan mengasihi umat manusia.

Model Kepemimpinan Rasulullah Saw ditunjang dengan sifat-sifat beliau yang terkenal, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.

  1. Siddiq -- jujur, benar, dan berpihak pada kebenaran, kejujuran. 
  2. Amanah -- dapat dipercaya, tidak berkhianat, tidak inkar janji.
  3. Tabligh  -- menyampaikan kebenaran atau segala sesuatu yang telah diamanahkan.
  4. Fathonah -- cerdas, pintar, visioner.
Demikian kajian ringkas tentang Model Kepemimpinan Rasulullah Saw yang disarikan dari beberapa sumber. Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post