Kaum Munafik Menghambat Perjuangan Umat Islam

Kaum munafik (munafiq) menghambat perjuangan umat Islam. Kaum munafik adalah orang-orang yang mengaku beriman (mukmin) atau beragama Islam (muslim), padahal tidak.

Kaum Munafik Menghambat Perjuangan Umat Islam


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (QS Al-Baqarah: 8-9).

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta" (QS Al-Munafiqun:1).

Ketika Nabi Muhammad Saw, memobilisasi umat Islam di Madinah, untuk bersiap menghadapi serangan kaum kafir Quraisy dalam Perang Tabuk, Abdullah bin Ubay al Salul, segera bergerilya menghasut kaum Muslimin agar mengabaikan ajakan Rasulullah Saw.

“Menurut rencana, pasukan Islam akan mencegat pasukan Quraisy di Uhud. Mengapa kita harus sibuk ikut ke sana?” kata tokoh kaum munafik itu.

“Buat apa berjuang dengan perang? Kita lebih baik diam di masjid. Melaksanakan salat, do’a dan ibadah lain. Itu juga perintah dari Nabi, bukan?”

Akibatnya, ada di antara kaum Muslimin terpengaruh. Mereka membatalkan kesediaan berangkat ke medan jihad Uhud, karena mereka merasa, hasutan Abdullah bin Ubay sangat rasional. Beribadah tenang di masjid, lebih nyaman daripada pergi berjihad. Padahal mereka tahu, Abdullah bin Ubay itu provokator, penghambat da’wah dan syiar sejak awal. Ia munafikin sejati, yang mengaku Islam tapi tak rela Islam berkembang dan berjaya. (Prof. Dr. Ahmad Sallabi, “Gozwatur Rosul”, 2009).

Ketika Rasulullah Saw bergerak menuju Tabuk, ia (Abdullah bin Ubay) bersama rombongannya tidak bersedia berangkat bersama Nabi Saw.

Di antara ayat Alquran yang diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang munafik ini adalah: Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah Saw, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah, Api neraka jahanam itu lebih panas, jika mereka mengetahui.” (QS At-Taubah [9]: 81).

Di antara mereka ada orang yang berkata, Berikanlah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” (QS At-Taubah 49).

Sedangkan kaum Muslimin datang kepada Rasulullah Saw dari setiap pelosok. Dalam menghadapi peperangan ini Rasulullah SAW telah mengimbau orang-orang kaya agar menyumbangkan dana dan kendaraan yang mereka miliki sehingga banyak di antara mereka yang menyerahkan harta dan perlengkapan.

Usman r.a. menyerahkan 300 keping uang sebanyak 1.000 dinar yang diletakkan di kamar Rasulullah Saw. Sedangkan Abu Bakar RA menyerahkan semua hartanya dan Umar RA menyerahkan separuh dari hartanya.

Beberapa orang dari kaum Muslimin yang dikenal dengan panggilan al-Buka‘un (orang-orang yang menangis) datang kepada Rasulullah SAW meminta kendaraan guna pergi berjihad bersamanya, tetapi Nabi Saw menjawab mereka, Aku tidak punya kendaraan lagi untuk membawa kalian.” Kemudian mereka kembali dengan meneteskan air mata karena sedih tidak dapat ikut serta berjihad.

Rasulullah Saw keluar bersama sekitar 30 ribu personel kaum Muslimin. Di antara kaum Muslimin ada beberapa orang yang tidak ikut berperang, bukan karena ragu dan bimbang, yaitu Ka’ab bin Malik, Murarah bin Ar Rabi’, Hilal bin Umaiyah, dan Abu Khaitsamah. Mereka ini seperti dikatakan oleh Ibnu Ishaq adalah orang-orang yang jujur dan tidak diragukan lagi keislaman mereka. Hanya Abu Khaitsamah yang kemudian menyusul Rasulullah SAW di Tabuk.

Itulah watak orang munafik. Karena keimanannya palsu, kemuslimannya hanya pura-pura atau tidak sungguh-sungguh, mereka justru menghambat perjuangan kaum Muslimin.*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post