Mengenal Komunitas Crosshijaber, Pria Berbusana Muslimah

Kalangan Muslimah di Kota Bandung, Jawa Barat, diresahkan dengan kemunculan kelompok crosshijabers. Ini profil mereka yang perilakunya dinilai menyimpang oleh ulama dan psikolog.

Mengenal Komunitas Crosshijaber, Pria Berbusana Muslimah
Crosshijaber yang mengunggah fotonya di media sosial.*


Crosshijaber adalah kelompok pria yang terobsesi menjadi perempuan sehingga mengenakan pakaian, berdandan layaknya perempuan, dan mengenakan hijab panjang serta gamis layaknya kaum muslimah, bahkan lengkap dengan cadar.

Selain itu, mereka berusaha berbaur bersama kaum wanita, seperti di masjid-masjid saat berlangsungnya pengajian atau kajian keislaman.

Kehadiran crosshijaber di Kota Bandung diketahui dari beberapa unggahan foto yang viral di media sosial. Foto tersebut diambil tepat di barisan atau shaf shalat perempuan.

Para lelaki yang mengenakan pakaian perempuan ini kerap berkeliaran di sejumlah masjid.

Istilah crosshijaber diambil dari crossdressing yang merujuk pada pria mengenakan gaun wanita dan tampil dengan make-up. 

Crosshijaber jadi sensasi setelah sebuah akun Twitter mengunggah thread tentang keberadaan komunitas tersebut.

Crosshijaber bahkan memiliki komunitasnya di Facebook dan Instagram. Dari tangkapan layar Insta Story, terpampang wajah pria yang mengenakan pakaian gamis, hijab panjang, dan ada yang memakai cadar.

Crosshijaber, Perilaku Menyimpang

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan perbuatan komunitas crosshijaber adalah penyimpangan.

"Jelas menyimpang, dan itu bisa jadi memang laki-lakinya, ya kayak seperti seorang laki-laki yang menyerupai perempuan, 'kan seperti itu menyimpang," ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidlowi, Minggu (13/10/2019).

"Yang benar, si laki-laki itu harus ditegaskan dalam sebuah lingkungan sosial untuk tetap dia menjadi dan mengembangkan jiwa kelelakiannya. Jangan dibiarkan dia mengembangkan jiwa keperempuanannya," imbuhnya.

MUI meminta fenomena ini dicegah agar tak makin kebablasan dan berkembang. Masduki menyatakan tidak dibenarkan laki-laki menyerupai kaum perempuan.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, meminta polisi segera menyelidiki kelompok crosshijaber atau akun media sosialnya. 

Polisi juga bisa menyelidiki motif di balik crosshijaber. Dia juga menyatakan crosshijaber menyimpang dari agama.

Perilaku Seksual Transvestisme

Fenomena para pria yang menggunakan hijab ini dikaitkan dengan gangguan perilaku seksual transvestisme.

Transvestisme adalah gangguan perilaku seksual yang membuat seseorang berpakaian atau mengenakan aksesori yang berlawanan dengan jenis kelaminnya untuk tujuan tertentu. Perilaku berpakaian seperti lawan jenis ini dikenal juga dengan nama crossdressing.

Psikolog klinis Personal Growth Ni Made Diah Ayu Anggreni menjelaskan, terdapat dua motif seseorang berperilaku crossdressing seperti crosshijaber yakni dengan dorongan seksual dan tanpa motif seksual.
"Kenapa fenomena ini bisa muncul untuk motif perindividu harus ditelusuri satu persatu. Bisa karena ikut-ikutan saja, bisa karena kelainan seksual transvestisme," katanya, Senin (14/10/2019).

Transvestisme merupakan salah bentuk gangguan perilaku seksual parafilia atau ketertarikan seksual pada hal yang tidak biasa atau tabu. 

Ayu menyebut terdapat dua faktor yang menyebabkan seseorang mengalami transvestisme yaitu faktor psikologi dan neurobiologis.

Secara psikologis, hal ini dapat disebabkan kecemasan untuk menghilangkan stres, dipicu pengalaman masa lalu seperti kekerasan seksual, atau berbarengan dengan gangguan parafilia lainnya seperti ekshibisionis. Sedangkan neurobiologis berhubungan dengan hormon yang dimiliki oleh seseorang.

Hingga saat ini, prevalensi orang dengan transvestisme masih belum diketahui.

"Dari jurnal yang saya baca prevalensinya bisa diketahui. Tapi, ketika ada gerakan yang muncul, orang yang memiliki kepercayaan yang sama bisa muncul," tutur Ayu.

Menurut Ayu, kehadiran komunitas crosshijaber membuat orang-orang tersebut berani muncul ke publik seperti datang ke masjid atau ikut ke pengajian.

"Karena dalam tidak lagi dikenal identitas pribadi. Mereka menjadi lebih berani dan menganggap hal itu benar," ucap Ayu.

Crosshijaber yang disebabkan oleh gangguan perilaku seksual tranvestisme ini dapat ditangani dengan perawatan yang tepat. 

Para ahli seperti dokter, pskiater, dan psikolog akan mencari tahu motif dan penyebabnya. Setelah itu, akan diberikan tindakan seperti psikoterapi, obatan-obatan, atau gabungan keduanya. (detik.com/cnnindonesia.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post