No Hijab Day, Ajakan Setan Berbentuk Manusia

NO HIJAB DAY trending topic di Twitter Indonesia. Kampanye No Hijab Day atau Hari Tanpa Mengenakan Jilbab adalah ajakan setan berbentuk manusia.

No Hijab Day, Ajakan Setan Berbentuk Manusia

Kampanye No Hijab Day adalah ajakan kaum kafir, munafik, dan fasik untuk menentang ajaran Islam tentang kewajiban mengenakan hijab bagi kaum perempuan Muslim yang dewasa (muslimah).

Menurut Ustaz Willyuddin A. R. Dhani dari Komunitas Cinta Tauhid dan Cinta Qur’an, Bogor, kampanye “No Hijab Day” yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial dinilai sebagai ajakan setan.

Ustaz yang juga aktivis Islam Nasional ini berpesan, No Hijab Day adalah ajakan dari setan-setan yang dari golongan manusia.

"Jangan ikuti kampanye mereka, karena sesungguhnya mereka itu hanya akan mengajak golongannya untuk menjadi calon penghuni nereka”, kata Ustaz Dhani melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/1/2020).

Uztaz Dhani mendasarkan sarannya ini pada QS. Al-An’am 6: Ayat 70, yang berbunyi:

“Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur’an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), disebabkan perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.”

Kampanye No Hijab Day digelar melalui media sosial. Kampanye anti-Islam ini dipelopori oleh Yasmine Mohammad. Kampanye hari tanpa hijab ini dirayakan setiap 1 Februari.

"Meskipun Hijrah Indonesia tidak selalu sepakat dengan pandangan-pandangannya mengenai keislaman, tetapi kami memahami keresahannya dalam hal hijabisasi dan niqabisasi di seluruh dunia Muslim,” kata Admin Fan Page Hijrah Indonesia di Facebook.

Hijrah Indonesia membuatkan laman acara “No Hijab Day” di media sosial terbesar di dunia tersebut.

Dalam penjelasan acara, Hijrah Indonesia menulis “Karena itulah, Hijrah Indonesia mengajak Anda para perempuan Indonesia baik Muslim maupun bukan Muslim untuk meramaikan #NoHijabDay dengan menayangkan foto foto Anda berbusana dengan nuansa Indonesia dengan memperlihatkan kepala Anda tanpa memakai hijab/jilbab/ niqab/cadar/ kerudung dan semacamnya di akun media sosial Anda, baik instagram, facebook, maupun twitter dan blog Anda dengan hashtag #NoHijabDay dan #FreeFromHijab pada 1 Februari 2020”.

Menurut Uztaz Dhani, hijrah menurut Islam adalah berpindah (berubah) dari satu tempat yang dimurkai Allah ke tempat yang diridhoi Allah. 

Hijrah juga bermakna berubah atau berpindah dari perilaku yang tidak diridhoi Allah SWT atau buruk menurut syariat Allah kepada perilaku yang diridhoi Allah, yaitu mengundang berkah dan kemuliaan dari Allah.

"Nah yang dilakukan kelompok “Hijrah Indonesia” kok malah sebaliknya? Berhijab itu perintah Allah, lho?  Kok mereka malah mengkampanyekan sebaliknya? Padahal pakai nama Hijrah Indonesia?” tegas kata Uztadz Dhani.

Kampanye No Hijab Day disambut antusias muslimah yang tidak mengenakan jilbab. Kalangan kafir dan munafik atau yang belum sempurna keimanannya juga menyambut gembira ajakan melepas jilbab ini.

Bukan yang Pertama

Kampanye No Hijab Day bukan yang pertama. Pada 2014, gerakan Islamofobia yang makin marak di media sosial juga menghadirkan gerakan "No Hijab Day".

Gerakan ini memprovokasi agar setiap Muslimah berjilbab melepas hijabnya dalam satu hari, yakni pada 11 Oktober 2014.

Gerakan tersebut juga mengunggah foto berjudul No Hijab Day. Dalam keterangannya, gerakan tersebut mengungkapkan pernyataan sebagai berikut.

"Dalam solidaritas terhadap perempuan Muslim yang dipaksa mengenakan jilbab atau dikatakan, Allah akan menghukum mereka karena tidak menggunakan jilbab. Semua pria dan wanita, Muslim dan non-Muslim, diundang untuk tidak menggunakan jilbab untuk sehari".

Gerakan ini pun mendapat banyak kecaman. Akun twitter beridentitas Hannah Hafiz menjelaskan, apa yang salah dengan menggunakan hijab sehingga No Hijab Day kemudian dibuat?

Kontra World Hijab Day

Kampanye No Hijab Day adalah respons kaum anti-Islam terhadap suksesnya Hari Hijab Sedunia (World Hijab Day) yang dirayakan tiap 1 Februari.

World Hijab Day


World Hijab Day (WHD) dirayakan kaum Muslimah yang mengenakan jilbab di seluruh dunia. Tanggal 1 Februari ditetapkan sebagai Hari Jilbab Sedunia.

WHD digelar atas inisiatif seorang perempuan berhijab dari Amerika Serikat, Nazma Khan. Ia mengimbau untuk semua penduduk dunia agar menghormati para perempuan yang mengenakan jilbab.

Bagi yang Muslim, kenakanlah jilbab satu hari ini saja apabila belum mengenakan jilbab setiap harinya. ''Bagi yang non-Muslim, hari itu bisa menjadi saat untuk mengetahui apa itu jilbab,'' ujarnya, dari laman resmi worldhijabday.com.

Respons yang didapatkan ternyata sangat positif. Banyak para perempuan Muslim dari seluruh penjuru dunia mengisi lamannya, bercerita tentang pengalaman mereka saat mengenakan jilbab.

Banyak perempuan Muslim dari seluruh dunia menceritakan pengalamannya, mengapa ia memutuskan memakai jilbab, atau respons orang-orang terdekatnya ketika ia mengenakan jilbab.

Juga ada testimoni dari para perempuan non-Muslim, yang pada hari itu mereka tahu apa manfaat mengenakan jilbab.

Dan ternyata tidak sesuai dengan perkiraan mereka yang selama ini menganggap bahwa perempuan berjilbab merupakan bagian dari teroris.

Menurut Nazma, World Hijab Day ini bertujuan untuk solidaritas bagi para perempuan yang mengenakan jilbab di seluruh dunia.

Jelaslah, No Hijab Day adalah upaya kaum kafir, munafik, dan fasik untuk menentang World Hijab Day sekaligus mengkampanyekan Islamofobia atau anti-Islam. Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post