Napoleon: Kaum Muslim Tak Akan Pernah Terhinakan Jika Amalkan Al-Qur'an!

Napoleon: Kaum Muslim Tak Akan Pernah Terhinakan Jika Amalkan Al-Qur'an!
Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, menilai kaum muslim tidak akan pernah terhinakan jika mereka mengamalkan Al-Qur'an.

Ucapan Napoleon selengkapnya: “Aku telah banyak belajar dari buku ini (Al-Qur'an) dan aku merasa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, makan niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan”.

Kata-kata tersebut dikemukakan Napoleon saat sang penakluk hampir seluruh Eropa ini menyerang Mesir (1798-1799).

Suatu hari ia bertanya kepada para pembantunya: “Di manakah markas orang Islam?” mereka menjawab: “Di Mesir”.

Saat itu Mesir menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Hal itulah yang menggerakkan Napoleon dan pasukannya bergerak menuju Mesir.

Dikutip dari berbagai sumber, Napoleon membawa 36.000 tentara dan ratusan orang sipil. Di antara mereka ialah ahli ilmu pengetahuan, ahli bahasa, dan ahli kebudayaan.

Saat di Mesir, Napoleon mampir ke perpustakaan. Ia meminta penerjemahnya membacakan suatu buku. Sang penerjemah pun mengambil kitab suci umat Islam, Al-Qur'an.

Penerjemah menuruti perintah sang kaisar dan mulai membacakannya. Salah satu ayat Al-Qur'an yang dipilihnya QS Al-Isra:9:

 إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengeluarkan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS Al-Isra:9).

Mendengar isi ayat tersebut, Napoleon dikabarkan terpesona dan terus memikirkannya. Ia pun ketagihan dan keesokan harinya ia kembali ke perpustakaan itu bersama penerjemahnya untuk kembali membacakan ayat-ayat Quran yang lain.

Hari demi hari ia mendengarkan penerjemahnya membacakan Quran, Napoleon akhirnya bertanya, “buku apa ini sebenarnya?”

Sang penerjemah menjawab, “Ini adalah kitab suci milik umat Islam dan mereka yakin kitab ini turun dari langit kepada Nabi mereka (Muhammad Saw). Kitab ini bernama Al-Qur'an”.

Napoleon berkata, “Aku telah banyak belajar dari buku ini, dan aku merasa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, makan niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan".

Setelah memahami isi dari kitab suci umat Islam itu, Napoleon berpikir, jika umat Islam mematuhi dan mengamalkan Al-Qur'an, maka mereka tak akan pernah tunduk kepadanya.

Napoleon pun bertekad ingin memisahkan umat Islam dengan Al-Qur'an. Ia ingin kaum muslim jauh dari Al-Qur'an.

Cita-cita Napoleon dilanjutkan oleh Gladstone, salah seorang arsitek imperialisme Inggris. Gladstone membawa al-Qur’an ke dalam gedung parlemen Inggris, dan sambil mengangkat al-Qur’an itu dia berkata, “Selama orang-orang Mesir itu memegang buku ini di tangan mereka, kita tidak akan menikmati kedamaian di negeri ini.”

Sebagian misi Napoleon itu pun berhasil. Kini banyak muslim jauh dari Al-Quran dan karenanya mereka terhinakan, banyak kalah dalam persaingan di berbagai bidang, khususnya bidang politik.

Namun, tersebar juga kabar bahwa Napoleon akhirnya masuk Islam, seperti dikutip War HistoryWallahu a'lam. bish-shawabi.*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post