Apa yang Dilakukan Jamaah Haji Tanggal 10 Dzulhijjah atau Saat Idul Adha?

Saat Idul Adha, umat Islam melalukan shalat 'id dan kurban. Lalu apa yang dilakukan jamaah haji di Makkah tanggal 10 Dzulhijjah (Zulhijah) atau saat Idul Adha?


Apa yang Dilakukan Jamaah Haji Tanggal 10 Dzulhijjah atau Saat Idul Adha?

TANGGAL 10 Dzulhijjah adalah hari raya Idul Adha sebagai hari raya kedua umat Islam setelah Idul Fitri. 


Pada hari Iduladha, umat Islam disunahkan melakukan shalat 'id dan ibadah kurban dengan menyembelih kambing atau sapi. 


10 Zulhijah menjadi hari raya atau hari istimewa terkait pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. Kisah Nabi Ibahim a.s. ini pula yang menjadi prosesi ibadah haji.


Tanggal 10 Zulhijjah, jamaah haji harus melakukan beberapa hal. Usai bermalam di Muzdalifah, sejak subuh mereka menuju Mina.


Di Mina, jamaah haji akan melempar batu kerikil (lempar jumrah) di pilar (jamarat) dengan tujuh batu masing-masing.


Pada hari pertama Idul Adha, jamaah haji melempar batu ke masing-masing tiga pilar seraya mengucapkan takbir "Allahu Akbar" (Allah Mahabesar). Batu yang dilempar melambangkan setan.


Lempar jumroh merupakan "napak tilas" ketika Nabi Ibrahim a.s. melempar setan yang menggodanya untuk mengabaikan perintah Allah Swt (kurban).


Setelah lempar jumroh, jamaah haji mengorbankan seekor hewan, memakan sebagian daging kurban dan menyumbangkan sebagian lainnya untuk orang miskin, dan mencukur rambutnya sebagai tanda akhir masa ihram.


Dilansirkan Antara dari Saudi Press Agency, jamaah haji menuju ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadah yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali yang menjadi rukun haji.


Setelah tawaf, diperbolehkan bagi jamaah haji untuk bebas dari semua pembatasan ihram, sebelum kembali ke Mina, untuk tinggal dua hingga tiga hari ke depan.

Proses Ibadah Haji

Berikut ini proses ibadah haji yang wajib dilakukan jamah haji (rukun haji). Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu secara fisik, mental, dan finansial. 


Rukun haji menentukan keabsahan ibadah haji. Meninggalkan rukun haji berarti tidak sah hajinya. Rukun haji tidak dapat digantikan dengan denda atau dam dan lainnya.


Berikut ini urutan ibadah haji dilihat dari rukun haji dikutip dari Buku Panduan Haji Kemenag RI.


1. Ihram


Ihram adalah menjalankan niat untuk ibadah haji karena Allah SWT. Perlu diperhatikan juga terkait tempat dan waktu mikat, yang akan berkaitan erat dengan wajib haji.

Dianjurkan untuk mandi, memakai wewangian, salat dua rakaat, dan mengenakan pakaian tak berjahit.


2. Wukuf


Wukuf atau berhenti di Arafah, dimulai dalam rentang zuhur tanggal 9 Zulhijah sampai 10 Zulhijah. 


Jemaah bisa mengambil waktu siang sampai setelah magrib ataupun malam harinya sampai menjelang subuh. Saat itulah jemaah memohon doa kepada Allah SWT.


3. Tawaf


Tawaf adalah mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Kakbah berada di sisi kiri badan jemaah haji. Gampangnya, orang berhaji berputar melawan arah jarum jam.


4. Sai


Sa'i adalah berjalan kaki dari Bukit Shafa dan Marwah. Dimulai di Bukit Shafa, kemudian berjalan sampai tujuh kali perjalanan hingga berakhir di Bukit Marwah.


5. Tahalul


Tahalul ialah mencukur rambut kepala setelah semua rangkaian haji selesai. Waktunya sekurang-kurangnya adalah setelah lewat tanggal 10 Zulhijah.


Selain rukun, ada wajib haji. Wajib haji tidak berpengaruh pada keabsahan haji. Orang yang meninggalkannya tanpa uzur terkena dosa atas kelalaiannya dan diwajibkan membayar dam atau denda.


Wajib haji ada 6, yaitu:


  1. Mabit di Muzdalifah
  2. Lempar jamrah aqabah tujuh kali
  3. Lempar tiga jamrah di hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah).
  4. Mabit pada malam tasyrik
  5. Ihram dari mikat
  6. Tawaf wada


Demikian proses atau urutan ibadah haji. Harus tertib dilakukan jamaah haji agar terhindar dari membayar dam (denda) dan lebih sempurna ibadahnya.*


Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post