Pengertian Ahlul Qur'an, Keluarga Allah Swt dari Kalangan Manusia

Ahlul Qur'an Keluarga Allah Swt dari Kalangan Manusia

Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an. Di bulan puasa ini Allah Swt menurunkan Al-Qur'an atau Nuzulul Qur'an

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (QS Al-Baqarah/2:185).

Maka, Ramadan merupakan momentum menjadi ahlul qur'an yang disebutkan Nabi Saw sebagai salah satu keluarga Allah Swt dari kalangan manusia.

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad, dari Anas bin Malik ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

( إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ ) قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ : ( هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ ) وصححه الألباني في "صحيح ابن ماجة"

“Sesungguhnya Allah memiliki orang khusus (Ahliyyin) dari kalangan manusia. Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah mereka?" Beliau menjawab, “Mereka adalah Ahlu Al-Qur’an, Ahlullah dan orang khusus-Nya.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
 
Ahlul Quran adalah orang yang selalu berpedoman kepada Al-Quran dalam setiap langkah-langkah kehidupannya. Orang yang disebut Ahlul Quran bukan orang yang sekedar menghafal dan membaca Al-Quran, tapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Manawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah para penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka itu adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari kalangan manusia. Mereka dinamakan seperti itu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka sepeti penamaan Baitullah.

Al-Hakim At-Tirmizi berkata, “Sesungguhnya keutamaan ini berlaku bagi para pembaca yang telah membersihkan hatinya dari sifat lalai dan menghilangkan dosa pada dirinya. Tidak termasuk orang khususnya kecuali bagi orang yang membersihkan dirinya dari dosa yang tampak maupun tersembunyi, lalu menghiasi dirinya dengan ketaatan. Maka ketika itu, dia termasuk orang khusus Allah.” (Faidhul Qadir, 3/87)


Tidak sekadar membacanya, agar termasuk arang khusus Al-Qur’an atau Ahlul Qur'an, harus mengamalkan dan menghormati hukum-hukumnya, serta berakhlak dengannya.

Al-Hafiz Muhammad bin Husain Al-Ajuri rahimahullah memiliki ungkapan yang bagus terkait dengan masalah ini dan perlu mendapatkan perhatian. Beliau rahimahullah mengatakan:

“Selayaknya, orang yang telah Allah ajarkan Al-Qur’an dan diberi kemuliaan dengannya dibanding orang lain yang tidak memilikinya . dia harus menjadi ahli Al-Qur’an, Ahli Allah dan orang khusus-Nya. Menjadikan Al-Qur’an selalu bersemi dalam hati, menghidupkan apa yang rusak di hatinya. Beradab dengannya dan berakhlak dengan akhlak yang mulia, yang berbeda dengan kebanyakan orang yang tidak menghafal Al-Qur’an.

Menurut Syaikh Shalih Al-Fauzan, yang dimaksud Ahlul Qur’an bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. 

"Ahlul qur’an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur’an. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa."

Jadi, Ahlul Qur’an adalah orang yang berpedoman dengan Al-Qur’an (dalam gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Qur’an sebagai panutan. Mereka mengambil fiqih, hukum-hukum dari Al-Qur’an, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam beragama..”

Demikian pengertian Ahlul Qur'an, salah satu keluarga Allah Swt dari kalangan manusia. Artinya, mereka merupakan orang-orang yang dekat dengan-Nya dan dicintai-Nya. Wallahu a'lam bish-shawabi.*

Sumber: Soal Jawab Tentang Islam, Syarah Risalah Al-‘Ubudiyyah, muslim.

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post