Ayat Al-Quran tentang Gempa

Gempa bumi kerap terjadi, termasuk di Indonesia. Gempa sering diiringi gelombang tsunami. Gempa tidak bisa diprediksi oleh ilmu dan teknologi paling canggih sekalipun. Ini rahasia sekaligus kemahakuasaan Allah SWT. Gempa tidak luput dari cakupan ajaran Islam. Berikut ini ulasannya.

Ayat Al-Quran tentang Gempa

Ayat Al-Quran tentang Gempa

Ayat Al-Quran tentang gempa atau guncangan antara lain tercantum dalam QS Al Zalzalah yang bertema hari kiamat.

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)

Dalam surat ini, Allah mengabarkan apa yang terjadi pada hari kiamat di mana saat itu bumi bergoncang begitu dahsyatnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya.

Dalm ayat lain Allah SWT menegaskan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj: 1).

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Surah Az-Zalzalah (Kegoncangan)

Ibnu ‘Abbas mengatakan: “idzaa zulzilati ardlu zilzaalaHaa (“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya.”)  yakni bergerak dari bawahnya.

Wa akhrajatil ardlu atsqaalaHaa (“Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya.”) yakni bumi akan melemparkan isi perutnya  yang terdiri dari mayat-mayat.

Demikian yang dikatakan oleh lebih dari satu orang ulama salaf. Di dalam kitab shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:

“Bumi akan memuntahkan bagian-bagian yang terdapat di dalam perutnya yang besar, seperti tiang-tiang yang terbuat dari emas dan perak. Lalu seorang pembunuh akan datang seraya  mengatakan hal ini, ‘Aku telah membunuh.’ Kemudian seorang pemutus silaturahim datang dan berkata dalam kesempatan ini, ‘Aku telah memutuskan hubungan kekerabatanku.’ Selanjutnya, seorang pencuri datang dan berkata mengenai hal ini, ‘Aku telah memotong tanganku,’ kemudian dia meninggalkannya dan tidak mengambil sesuatu pun darinya.’”

Dan firman Allah: Wa qaalal insaanu maa laHaa (“Dan manusia bertanya: ‘Mengapa bumi menjadi begini?’ yakni dia menolak kejadian  yang dialami bumi setelah sebelumnya dalam keadaan bulat, tenang dan permanen. Dimana bumi ini bergerak tegak di atas punggungnya.

Artinya, keadaannya berbalik total, dimana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab, telah datang perintah dari Allah Ta’ala untuk menimpakan goncangan yang telah disiapkan baginya, yang tidak ada tempat berlindung baginya dari goncangan tersebut.

Kemudian bumi akan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya, yang terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang hidup terakhir. Dan pada saat itulah ada orang-orang yang mengingkari kejadian itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada dan merekapun menampakkan diri kepada Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa.

Firman Allah Ta’ala: yauma idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) masudnya membicarakan apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang berada di atasnya.

Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim memberitahu kami, Ibnul Mubarak memberitahu kami, at –Tirmidzi, Abu ‘Abdirrahman an-Nasa-i dan lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah membaca ayat ini: yauma idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) beliau bertanya: ‘Apakah kalian mengetahui apa berita yang disampaikannya?’ mereka menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’

Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya beritanya adalah dia bersaksi bagi setiap hamba, laki-laki maupun perempuan atas apa yang telah mereka lakukan di atasnya.  Dia akan mengatakan: ‘Dia mengerjakan ini dan itu,  pada hari ini dan itu.’ Demikian itulah beritanya.’” Kemudian at-Tirmidzi  mengatakan: “Ini merupakan hadits hasan  shahih gharib.”

Firman Allah: bi anna rabbaka awhaa laHaa (“Karena sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan [yang demikian itu] kepadanya.” Imam al-Bukhari mengatakan: “Kata auhaa  laHaa, auhaa ilaiHaa, wahaa laHaa, dan wahaa ilaiHaa adalah satu [yaitu mewahyukan kepadanya].” Demikian pula Ibnu ‘Abbas mengatakan, auhaa laHaa adalah sama dengan auhaa ilaHaa.” Secara lahiriah kandungan ini bermakna memberi izin kepada bumi. Syabib bin Bisryr meriwayatkan dari ‘Ikrimah  dari Ibnu ‘Abbas, yauma idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) dia mengatakan: “Rabb-nya berkata kepadanya: ‘Katakanlah,’ maka bumi itupun berkata.” Mujahid mengatakan, ‘Auhaa laHaa maksudnya, Allah memerintahkannya.’ Al-Qurazhi mengatakan: “Allah memerintahkan untuk membelah diri.”

Dan firman Allah Ta’ala: yauma idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) maksudnya mereka menentang terhadap keberadaan hisab dalam wujud  yang beragam, yakni macam dan golongan dalam hal mendapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang diperintahkan supaya masuk surga. Dan apa pula yang diperintahkkan masuk neraka.

Firman Allah Ta’ala: liyuraw a’maalaHum (“Supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka.”) maksudnya supaya mereka mengetahui dan diberi balasan atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia, baik dalam  bentuk kebaikan maupun keburukan.

Oleh karena itu Dia berfirman: famay ya’mal mitsqaala dzarratin khairay yaraH. Wamay ya’mal mitsqaala dzarrating syarray yaraH (“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun niscaya ia akan melihat [balasan]nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya pula.”)

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Kuda itu untuk tiga orang. Bagi seseorang kuda itu akan menjadi pahala, bagi seseorang lagi akan menjadi satar [penutup], dan bagi seorang lainnya akan menjadi dosa.

Adapun orang yang mendapatkan pahala adalah orang yang mengikat kuda itu di jalan Allah, lalu ia membiarkannya di tempat penggembalaan atau taman dalam waktu yang lama, maka apa yang terjadi selama masa penggembalaannya di tempat penggembalaan dan taman itu, maka ia akan menjadi kebaikan baginya.

Dan jika ia menghentikan masa penggembalaannya lalu kuda itu melangkah satu atau dua langkah, maka jejak kaki dan juga kotorannya akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu menyeberang sungai lalu ia minum air dari sungai tersebut, maka yang demikian itu  menjadi kebaikan baginya, dan kuda itupun bagi orang tersebut adalah pahala. Dan orang yang mengikat kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi kehormatan diri tetapi dia tidak lupa hak Allah dalam pemeliharaannya, maka kuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang yang mengikatnya karena perasaan bangga dan riya’, maka ia hanya akan menjadi dosa baginya.”

Kemudian Rasulullah saw ditanya tentang keledai, maka beliau bersabda: “Allah tidak menurunkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yang mantap yang mencakup ini: ‘Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun niscaya ia akan melihat [balasan]nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya pula.’” (HR Muslim).

Demikian kutipan tafsir Ibnu Katsir atas QS Al-Zalzalah.

Gempa Bumi Menurut Islam 

Mengutip beberapa pemikiran ilmuwan Yunani, Ibnu Sina mengatakan, gempa bumi yang terjadi akibat dorongan gas untuk kelaur dari dalam bumi.

Namun, lambat laun ia menjelaskan pendapatnya sendiri bahwa gempa dikaitkan dengan adanya tekanan besar pada rongga udara di dalam bumi. Tekanan ini bisa berupa air yang masuk dalam rongga bumi.

Setelah abad ke-10, para ilmjuwan Muslim mulai menegaskan gempa bumi bukan hanya semata-mata fenomena alam, tapi juga terkait sisi religius, yakni perilaku manusia.

Ketika gempa bumi terjadi, ada beberapa analisis yang dikaitkan dalam mencari penyebab terjadinya, yakni karena adzab dari Allah akibat dosa yang dilakukan dan/atau ujian dari Allah.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Isra’ : 17 yaitu

“Jika Kami berkehendak untuk mengncurkn negeri, Kami memerintah orang-orang yang hidup mewah, namun mereka berdurhaka dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Berikut ini ayat-ayat dalam Al-Quran terkait gempa dan benca alam lainnya:

"Dan musibah apapun yang kalian terima adalah karena perbuatan tangan kalian sendiri, Allah memaafkan sebagian dari kesalahan-kesalahanmu." (QS Asy-Syuura : 30)

"Nikmat apapun itu adalah berasal dari Allah, dan bencana ap saja yang datang adalah karena kesalahan dirimu sendiri. (QS. An-Nisaa : 79).

"Katakanlah : Dia yang berhak mengirim azab dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mengelompokkan kamu dalam golongan agar sebagian kamu merasakan keganasan. Perhatikanlah, Kami mendatangkan kebesaran agar kamu memahami" (QS Al- An’aam : 65)

"Mereka mendustakan Syu’aib hingga ditimpa gempa dahsyat dan mereka menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggalnya." (QS. Al’Ankabuut : 37).

"Dan Kami memberi tanda-tanda itu untuk menakut-nakuti" (QS. Al-Israa : 59)

"Kami menunjukkan tanda-tanda (kekuasaan) kepada mereka, sehingga jelaslah bahwa Al Quran adalah benar. Dan Rabb mu adalah cukup bagimu sebab Dia menyaksikan segala sesuatu" (QS. Fushilah : 53).

Doa Ketika Terjadi Gempa/Musibah

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢّ ﺇِﻧّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﻓِﻴْﻬَﺎ، ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ؛ ﻭَﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّﻫَﺎ، ﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎﻓِﻴْﻬَﺎ ﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu tentang kebaikan yang terjadi, kebaikan di dalamnya, kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan bersamaan dengan kejadian ini, Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan di dalamnya serta aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engaku kirimkan.

doa musibah

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post