Hukum Takbiran: Dalil Takbir Idul Fitri Sesuai Sunah

Hukum Takbiran: Dalil Takbir Idul Fitri Sesuai Sunah

Selesai puasa Ramadhan, kaum muslim disunahkan mengagungkan Allah Swt atau takbir (تَكْبِير). Takbiran --yaitu melantunkan kalimah "Allahu Akbar" (ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ)-- dilakukan sebelum shalat Idul Fitri

Muslim Indonesia biasanya takbiran pada malam lebaran di masjid, mushola, bahkan di jalan raya (takbir on the road).

Bagaimana hukum takbiran? Berikut ini dalil takbiran Idul Fitri serta waktu dan jenis bacaan takbir sesuai sunah Rasulullah Saw.

Hukum Takbiran dan Waktunya

Takbir Idul Fitri hukumnya sunah. Kaum muslim disunahkan melantunkan takbir pada tanggal 1 Syawal, mulai Magrib hingga selesai Shalat Idulfitri. 

Hukum takbiran berdasarkan dalil Al-Qur'an dan Hadits.

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (QS Al-Baqarah:185).

Ayat ini menjelaskan ketika umat Islam selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadlan, maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah Swt dengan bertakbir.

Tempat Takbiran

Ibn Abi Syaibah meriwayatkan, Nabi Muhammad saw keluar rumah menuju lapangan (tempat shalat Id), kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai shalat Id selesai. Setelah menyelesaikan shalat Id, beliau menghentikan takbir. (HR Ibn Abi Syaibah).

Para sahabat pun mengikuti contoh takbiran Rasulullah tersebut.

Dari Nafi: “Dulu Ibn Umar ra bertakbir pada hari id (ketika keluar rumah) sampai beliau tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang.” (HR. Al Faryabi)

Dari Muhammad bin Ibrahim (seorang tabi’in), beliau mengatakan: “Dulu Abu Qotadah berangkat menuju lapangan pada hari raya kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan.” (Al Faryabi)

Berdasarkan hadits tersebut, takbiran bisa dilakukan di mana saja dalam arti tidak harus di masjid. Di rumah bahkan di jalan raya pun --jika kondusif dan tertib-- bisa dilakukan takbiran.

Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan. Karena ini merupakan kebiasaan Nabi saw.

Bacaan Takbir dan Artinya

Ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Di antara riwayat tentang bacaan takbir:

1. Takbir Ibn Mas’ud ra. 

Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir, yakni lafadz "Allahu Akbar" sebanyak 2 kali dan 3 kali.

أ‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
ب‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf.

2. Takbir Ibn Abbas ra.

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ
اللَّهُ أَكْبَرُ، عَلَى مَا هَدَانَا

Takbir Ibn Abbas diriwayatkan oleh Al Baihaqi.

3. Takbir Salman Al-Farisi ra

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Penjelasan tentang lafadz takbir sangat banyak dari berberapa ulama. Ini menunjukkan bahwa perintah bentuk takbir cukup longgar, tidak hanya satu atau dua lafadz. 

Kaum muslim boleh memilih mana saja lafadz atau bacaan takbir. Intinya adalah kalimat "Allahu Akbar" (Allah Mahabesar).

Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang. Berikut lafadznya:

الله أكبر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ…

Lafadz takbir panjang demikian tidak ada dalam riwayat Nabi Saw dan para sahabat. Lafadz takbir panjang ini adakah "kreasi" kaum muslim dalam takbiran Idul Fitri.

Demikian hukum takbiran dan dalil takbir Idul Fitri sesuai sunah Rasul Saw. Wallahu a'lam bish-shawabi. (Muslim).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post