Hukum Zakat Fitrah Tanpa Ijab Kabul, Apakah Sah?

Hukum Zakat Fitrah Tanpa Ijab Kabul, Apakah Sah?


Wajibkah Ijab Qabul dalam Pembayaran Zakat? Ijab kabul dalam zakat, termasuk zakat fitrah, tidak wajib. 

Membayar zakat fitrah di bulan Ramadhan tanpa melakukan ijab kabul dengan bersalaman tetap dianggap sah. Hal ini dikarenakan ijab kabul tidak termasuk dalam syarat sah berzakat.

Syarat berzakat adalah beragama Islam, merdeka, berakal dan baligh, berkecukupan atau mampu secara finansial, dan hartanya memenuhi nisab.

Para ulama tidak pernah memasukkan ijab qabul dalam pembayaran zakat pada rukun atau syarat sahnya zakat. Dengan demikian, seseorang yang menyalurkan zakatnya tanpa ada akad hukumnya tetap sah.

Pada dasarnya, tidak masalah bagi seseorang yang ingin menyalurkan zakatnya ke lembaga-lembaga zakat melalui transfer Bank, ATM atau fasilitas yang lainnya. Yang terpenting, donasi tersebut masuk ke rekening resmi yang telah ditetapkan oleh lembaga zakat.

Sebab, hal yang terpenting dalam zakat adalah penyalurannya harus tepat sasaran atau tepat pada pihak yang berhak untuk menerimanya. Misalnya, penyaluran melalui lembaga amil zakat.

Ijab dan qabul dalam zakat bukanlah ketentuan mutlak. Sebab pada prinsipnya, dalam zakat niat lebih dikedepankan.

“Para Ulama berpendapat boleh menyerahkan zakat kepada orang yang tidak tahu bahwa itu sesungguhnya adalah zakat. Alasannya, karena ketentuan penyertaan lafadh niat itu adalah tanggungan pemilik harta, dan hal itu bisa dilakukan saat tidak ada pihak penyalur (amil) yang menanganinya. Adapun, bila ada pihak penyalur, maka niat menagih bagian dari zakat kepada pemilik harta merupakan bentuk pendapat lain, sehingga tidak boleh tanpa adanya niat mengeluarkan zakat.” (Tuhfatu al-Muhtaj fi Syarhi al-Minhaj wa Hawasy al-Syarwany, juz 3, halaman 242).

Perkara ini secara lebih jelas diterangkan dalam kitab Tharhu al-Tatsrib. “Tidak disyaratkan di dalam pemberian hadiah dan shadaqah (zakat) adanya lafadh ijab dan qabul. Akan tetapi yang terpenting dan sudah mencukupi adalah serah terima dan sekaligus terjadinya perpindahan kepemilikan” (Tharhu al-Tatsrib, juz 4, halaman 415).

Dengan demikian, yang menjadi sahnya akad zakat adalah niat dari pemiliknya. Ijab dan qabul bukanlah ketentuan mutlak, begitu pula dengan bersalaman. Wallahu a’lam. (Zakat)

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post