Pengertian Syaja'ah, Jenis-Jenis dan Contohnya

Pengertian Syajaah dan Contohnya

Rasulullah Saw adalah teladan yang baik (uswatun hasanah), termasuk dalam hal syaja'ah atau keberanian. Demikian disebutkan dalam QS Al-Ahzab:21. Berikut ini pengertian syaja'ah dan contohnya dalam Islam.

Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab:21).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, turunnya ayat di atas secara khusus dengan peristiwa Perang Khandaq yang sangat memberatkan kaum muslimin saat itu.

Jadi, penegasan Allah Swt bahwa Nabi Muhammad Saw adalah suri teladan yang baik dikemukakan saat Perang Khandaq. 

Secara khusus, ayat tersebut memerintahkan umat Islam agar meneladani Rasulullah Saw dalam hal keberanian (syaja'ah) dalam menghadapi musih, dalam peperangan, tidak gentar.

Diriwayatkan, saat Perang Khandaq, kekuatan kaum muslimin 3.000 prajurit sedangkan pasukan kafir Quraisy yang bersekutu dengan Yahudi mencapai 10.000 tentara. Hal itu membuat gentar sebagian umat Islam, terlebih lagi membuat takut orang-orang munafik (mengaku muslim padahal bukan).

Saat itulah wahyu diturunkan (QS Al-Ahzab:21), untuk menegaskan umat Islam sejati --yang beriman pada Allah dan Hari Akhir serta selalu ingat Allah Swt-- tidak akan gentar, sebagaimana dicontohkan Rasulullah yang tanpa gentar bersiap perang. Rasul memiliki syaja'ah yang harus dicontoh kaum muslim.

Pengertian Syaja'ah

Pengertian syajaah secara bahasa adalah benar dan gagah. Syaja'ah juga artinya keberanian. Syaja'ah adalah sifat pertengahan antara al–jubn (pengecut) dan tahawwur (berani tanpa perhitungan).

Kata syaja’ah digunakan untuk menggambarkan sifat kesabaran dan keberanian seseorang di medan perang.

Secara garis besar syaja’ah merupakan sebuah bentuk sifat keberanian, baik itu keberanian menerima musibah maupun keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Istilah syaja'ah semakna dengan ungkapan "berani karena benar" atau "berani membela yang benar".

Jadi, secara istilah, pengertian syajaah adalah keteguhan hati kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran. 

Keberania menyampaikan kebenaran --walaupun itu pahit atau berisiko-- dilakukan karena mereka yakin dengan pertolongan Allah Swt.

Hasan Al-Banna mendefinisikan pengertian syajaah sebagai azhimul ihtimal yang artinya besarnya daya pikul dan daya tahan. Ia akan bersabar ketika diberi ujian, dan ia akan bersyukur ketika ia diberi kenikmatan.

Orang yang memiliki sifat syajaah biasanya berani menanggung risiko atas keputusan yang ia buat. Ia hanya merasa takut bila melakukan perbuatan yang tidak benar dan dilarang Allah Swt.

Syajaah juga menjadi ciri seorang mukim sejati.

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

Jenis-Jenis Syaja'ah

Sifat syajaah dibagi menjadi dua macam, yakni syajaah harbiyah dan nafsiyah. 

1. Syajaah harbiyah

Syajaah harbiyah adalah keberanian melawan kemungkaran yang tampak atau terlihat oleh mata atau keberanian dalam berperang di jalan Allah Swt. Contohnya, keberanian menghadapi musuh dalam peperangan menegakkan agama Allah (jihad fii sabilillah).

Keberanian dalam hal ini sudah dijelaskan dalam Alquran Surat Al-Anfal ayat 15-16. Allah Swt berfirman:

“Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Dan barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali. “

2. Syajaah Nafsiyah

Sedangkan syajaah nafsiyah adalah keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menghadapi bahaya atau penderitaan. 

Contohnya, keberanian mengatakan hal benar, mengendalikan nafsu marah, dan mengakui kesalahan.

Islam tidak menyukai orang yang lemah, pengecut, atau penakut. Orang yang lemah atau penakut biasanya tidak berani untuk mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa. 

Ketakutan itu diantaranya karena takut dikucilkan dari lingkungannya. Takut karena berlainan sikap dengan banyak orang atau takut untuk membela sebuah kebenaran dan keadilan.

Syajaah merupakan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan, untuk mengharapkan keridaan Allah Swt.
 
Keberanian (syajaah) merupakan jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan takut bagi muslim saat mengemban tugas bila ingin meraih kegemilangan. Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan gentar sedikit pun.

Contoh Syaja'ah

Dari kedua macam sifat syajaah diatas, syajaah dapat terimplementasikan menjadi beberapa bentuk contoh syajaah berikut ini.

1. Quwwatul Ihtimal 

Daya tahan yang besar. Seseorang terbukti memiliki sifat syajaah ketika ia mampu bersabar dan siap untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya ketika berjuang di jalan Allah SWT. 

2. Ash-Sharahah Fil Haq 

Terus terang dalam kebenaran. Berani untuk berterus terang dalam kebenaran menjadi salah satu implementasi lainnya dari sifat syajaah (berani).

3. Kitmanu As-Sirri 

Memegang rahasia. Dalam memegang rahasia, tentunya butuh keberanian pada diri kita. Apalagi informasi yang kita pegang tersebut terindikasi berbahaya jika ada kebocoran. Dengan menjaga rahasia, seseorang juga menjaga amanah yang telah diberikan oleh orang lain. 

4. Al-I’tirafu Bil Khatha’i 

Mengakui kesalahan. Orang yang siap dan mau mengakui kesalahannya menjadi salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah (berani). Mengakui kesalahan memang tidak mudah. 

5. Al-Inshafu Min Adz-Dzati 

Bersikap objektif pada diri sendiri. Orang yang bersifat syajaah akan menilai dirinya secara objektif dan meyakini bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan.

6. Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi 

Menguasai diri saat marah. Salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah adalah ketangguhan ia dalam melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi yang emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

Demikian pengertian syaja'ah, jenis-jenis dan contohnya yang Risalah Islam rangkum dari berbagai sumber, termasuk Berdakwah. Wallahu a'lam bish-shawabi.*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post