Profil Firaun, Penguasa Kafir dan Zhalim yang Dilaknat Allah Swt

Profil Firaun, Penguasa Kafir dan Zhalim yang Dilaknat Allah Swt

FIRAUN
(Fir'aun) trending di media sosial, setelah seorang budayawan "kesambet" menyebut Indonesia dikuasai Firaun. Siapa Firaun? Bagaimana profil Firaun dalam Islam? Berikut ini penjelasannya.

Kata Fir'aun (فرعون) berasal dari kata dalam Bahasa Mesir Kuno berpelafalan pərəʾō yang secara literlit bermakna "rumah besar". 

Kata ini di Mesir Kuno aslinya digunakan untuk menyebut Istana Kerajaan. Kata Firaun baru digunakan untuk menyebut raja-raja Mesir secara metonim sejak era Kerajaan Baru (dimulai dari Dinasti ke-18, 1539–1292 SM).

Dalam bahasa Inggris, Firaun disebut Pharaoh. Laman National Geographic menggambarkannya sebagai berikut:

Sebagai penguasa Mesir kuno, firaun adalah kepala negara dan pemimpin agama rakyatnya. Kata "firaun" berarti "Rumah Besar", mengacu pada istana tempat tinggal firaun. Sementara penguasa Mesir awal disebut "raja", seiring waktu, nama "firaun" melekat.

Fir'aun dikenal sebagai pemimpin bangsa Qibthi yang kafir pada zaman Nabi Musa as. Fir'aun sangat sombong bahkan mengakui dirinya sebagai Tuhan. Ia menolak untuk mengikuti agama Allah Swt yang didakwahkan Nabi Musa as. 

Firaun dikenal sebagai pemimpin zalim dengan kuasa yang sangat besar dan kuat. Dia menganggap dirinya adalah Tuhan yang wajib disembah seluruh rakyat. Firaun tak segan memerangi Nabi Musa AS yang merupakan utusan Allah SWT.

Di akhir hayatnya, Allah Swt menurunkan azab bagi Fir'aun dan para pengikutnya, mulai angin topan hingga ditenggelamkan di laut.

Al-Qur’an mendeskripsikan Raja Fir’aun sebagai orang yang Thagha.

{اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (24)} [طه: 24]

“Pergilah (Musa) ke Fir’aun, dia sungguh telah Thagha (bersikap tirani)” (QS. Thaha: 24)

{ اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43} [طه: 43]

“Pergilah kalian berdua (Musa dan Harun) menemui Fir’aun. Dia sungguh telah Thagha (bersikap tirani)” (QS. Thaha: 43)

Kata “Thagha” dimakmai sebagai sikap yang tiranik. 


Nama Firaun beserta Haman dan Qorun disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Ghafir:23-24.

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوسٰى بِاٰيٰتِنَا وَسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۙ

"Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata".

اِلٰى فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَقَارُوْنَ فَقَالُوْا سٰحِرٌ كَذَّابٌ

"Kepada Fir‘aun, Haman dan Karun; lalu mereka berkata, “(Musa) itu seorang pesihir dan pendusta.”

Nabi Musa as diutus Allah Swt untuk bertemu dan menghadapi ketiga tokoh antagonis itu..

Profil Firaun

Berbagai literatur menyebutkan, Firaun merupakan penguasa Mesir yang memiliki angkatan bersenjata paling digdaya pada masanya. Nama Firaun disebut 74 kali dalam Al-Qur'an yang mengacu pada Firaun di zaman Nabi Musa as.

Firaun digambarkan sebagai penguasa yang menindas kaum lemah terutama bangsa Israel (Bani Israil) kala itu dan menganggap dirinya sebagai tuhan.

Firaun tak pernah percaya pada Tuhan selain dirinya. Dia akan memenjarakan dan menyiksa orang-orang yang berseberangan dengannya dengan berbagai cara.

Nabi Musa diangkat oleh Firaun sebagai anak ketika bayinya ditemukan di aliran sungai Nil oleh Istri Firaun.

Menurut Britannica, Firaun yang dimaksud merupakan Raja Ramses II, anak kandung dari Firaun Seti I yang mengangkat Musa sebagai anak, seperti dikutip dari .

Sejumlah ahli sejarah dan arkeologi ada yang mencoba menguatkan klaim tersebut, namun ada pula ahli sejarah yang mengumpulkan bukti bahwa klaim itu lemah.

Penelitian tentang mumi-mumi Mesir terutama Firaun pun masih terus berjalan untuk memastikan fakta kesejarahan dan kehidupan mereka di masa lampau.

Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Musa mengajak Firaun untuk hanya menyembah satu Tuhan

Namun, Firaun tak percaya dengan Musa meskipun sudah memperlihatkan mukjizatnya. Ia justru memandang mukjizat Nabi Musa sebagai sihir.

Suatu ketika, Firaun meminta Musa untuk bersaing dengan penyihir top Mesir. Saat itu, para ahli sihir menyadari bahwa kelebihan Musa terlalu hebat untuk sekelas ilmu sihir. Namun, Firaun tak mau kalah. Ia pun memerintahkan para dukun untuk disiksa.

Nabi Musa dan para pengikutnya lantas kabur dari Firaun. Ketika sampai di sebuah laut, Musa meminta Tuhan menurunkan mukjizat sehingga Laut Merah terbelah untuk bisa dilewati rombongan Sang Nabi.

Akan tetapi, Firaun masih mampu mengejar. Ketika Nabi Musa as dan pengikutnya telah tiba di ujung, Allah Swt menenggelamkan Firaun bersama pasukannya. Dilansir Republika, lokasi ditenggelamkannya Fir'aun adalah di Laut Merah.

Al-Qur'an mengabadikan kisahnya:

''Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.'' (QS Albaqarah [2]: 50).

''Dan, Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu. Maka, setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, Bani Israil berkata, 'Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).' Musa menjawab, 'Sesungguhnya, kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)'.'' (QS Al-A'raf [7]: 138).

''Lalu, Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.' Maka, terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.'' (QS Asysyuara [26]: 63).

Demikian profil Firaun, penguasa kafir dan dzalim yang dilaknat Allah Swt. Wallahu a'lam bish-shawabi.*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post