Makna Hijrah yang Jadi Landasan Tahun Baru Islam

Makna Hijrah yang Jadi Landasan Tahun Baru Islam

UMAT Islam memasuki Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1443 H pada Selasa (10/8/2021). Meski hari liburnya di Indonesia diubah jadi tanggal 11 Agustus 2021, hal itu tidak mengubah hakikat 1 Muharram sebagai hari pertama tahun baru Islam 144 H.

Tahun baru Islam yang diperingati setiap 1 Muharram dapat dimaknai dengan mengingat kembali peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw dan umat Islam Makkah ke Yatsrib (Madinah). Peristiwa hijrah ini dijadilan awal perhitungan kalender Islam dan karenanya disebut Hijriyah --darikata hijrah.

Penanggalan dalam kalender Islam senantiasa menghandirkan suatu momentum yang membawa kesan dan pesan bahkan hikmah dalam kehidupan.

Penanggalan dalam Islam mengikutkan pada momentum hijrah Nabi Muhammad Saw sehingga pergantian tahunnya disematkan dengan momentum ini yang disebut dengan nama Hijriyah.

Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, melaikan juga sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran nurani dan spiritual, untuk berpindah kepada keadaan lebih baik yang mendekatkan diri kepada Allah Swt.


Umat Islam di Makkah pada saat itu tidak terlampau kondusif untuk bisa beribadah dengan baik, untuk bisa mempraktikkan nilai-nilai Islam yang luhur, dan untuk bisa membangun hubungan harmoni antar masyarakat dengan nilai-nilai keislaman.

Karena itulah, Allah Swt memerintahkan kepada Rasulullah Saw untuk pindah (hijrah) ke lokasi sekaligus suasana yang mampu membangun kedekataan kepada Allah Swt dengan lebih nyaman dan lebih baik, bisa mempraktikkan nilai-nilai Islam dengan baik, dan interaksi sosial bisa berlangsung dengan baik.

Spirit hijrah seakan memberikan kesan kepada kita bahwa yang pertama, selama kita telah berkomitmen menjadi seorang muslim, berislam, maka buktikan komitmen itu dengan cara selalu menghadirkan suasana yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, melainkan hijrah untuk menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik, dan elok dibandingkan dengan sebelumnya.

Momentum tahun baru Islam bisa dijadikan kesempatan baik bagi umat Islam untuk hijrah menjadi lebih dekat dengan masjid, membiasakan menunaikan ibadah sholat tahajud, dan behijrah untuk membiasakan diri beriteraksi dengan Al-Qur'an.

Puncaknya, yang belum menampilkan ajaran Islam dengan baik, maka tampilkanlah keadaan Islam dalam setiap titian kehidupan kita, lisan kita berislam, mata kita berislam, telinga kita berislam, sampai ke ujung kaki kita. Itulah hijrah yang sesungguhnya. (ROL)

Rasulullah Saw bersabda tentang pengertian orang yang hijrah (muhajir) sebagai berikut:

المهاجر من هجر السوء، والمجاهد من جاهد هواه

“Seorang muhajirin atau orang yang hijrah adalah orang yang mampu melepaskan diri dari segala keburukan. Sedangkan seorang mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang memerangi hawa nafsunya.” (HR Muslim).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post